Sebaran 7.427 Kasus Baru Corona 29 Agustus: Jawa Timur dan Sumatera Utara Tertinggi
Hari ini, Minggu (29/8/2021) pemerintah mengumumkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di dalam negeri bertambah 7.427.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Minggu (29/8/2021) pemerintah mengumumkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di dalam negeri bertambah 7.427.
Sementara pasien sembuh bertambah 16.468 dan pasien meninggal bertambah 551.
Total kasus positif sejauh ini tercatat 4.073.831, sembuh 3.724.318, meninggal 131.923.
Berikut sebaran kasus Corona di Indonesia, Minggu (29/8/2021):
Jawa Timur: 666 kasus
Sumatera Utara: 653 kasus
Jawa Barat: 624 kasus
Jawa Tengah: 517 kasus
DKI Jakarta: 474 kasus
Riau: 436 kasus
DI Yogyakarta: 398 kasus
Aceh: 335 kasus
Kalimantan Timur: 331 kasus
Bali: 302 kasus
Bangka Belitung: 230 kasus
Sumatera Barat: 215 kasus
Nusa Tenggara Timur: 213 kasus
Sulawesi Selatan: 210 kasus
Sulawesi Tengah: 204 kasus
Kalimantan Barat: 198 kasus
Banten: 177 kasus
Kalimantan Selatan: 169 kasus
Lampung: 163 kasus
Kalimantan Tengah: 160 kasus
Jambi: 109 kasus
Kepulauan Riau: 91 kasus
Sumatera Selatan: 87 kasus
Nusa Tenggara Barat: 78 kasus
Papua: 73 kasus
Sulawesi Utara: 72 kasus
Sulawesi Barat: 48 kasus
Bengkulu: 40 kasus
Kalimantan Utara: 40 kasus
Maluku Utara: 36 kasus
Gorontalo: 35 kasus
Sulawesi Tenggara: 27 kasus
Papua Barat: 14 kasus
Maluku: 2 kasus
Aceh jadi perhatian
Tingginya kenaikan kasus Covid-19 di Provinsi Aceh pada tujuh hari terakhir perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito mengatakan dalam penanganan pandemi Covid-19 perlu peran dari berbagai pihak.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tersebut mengatakan perlu adanya keterlibatan pentaheliks berbasis komunitas, yang terdiri dari pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, dan media massa dalam menekan kasus Covid-19.
Ia mengatakan, dunia usaha dapat berperan dalam mendukung dan menggalang sumber daya untuk percepatan penanganan Covid-19.
"Masyarakat, baik dalam lingkup individu atau keluarga sangat berperan dalam penguatan perubahan perilaku," katanya dalam siaran pers BNPB, Minggu (29/8/2021).
Dari sisi media massa, heliks menurutnya dapat berperan dalam mengedukasi, melakukan sosialisasi, menyebarkan informasi dan menangkal berita palsu atau hoaks yang beredar terkait Covid-19.
Baca juga: PPKM Berakhir Besok, Diperpanjang atau Tidak? Simak Data Kasus Covid-19 dalam Sepekan Terakhir
Sedangkan dari akademisi, mereka dengan latar belakang keilmuan mampu berkontribusi dalam memberikan rekomendasi alternatif solusi sehingga penanganan dapat berjalan lebih efektif.
"Kolaborasi dan sinergi berbagai heliks ini merupakan salah satu strategi yang sudah dilakukan Satgas dalam pengendalian pandemi Covid-19," katanya.
Strategi lain yang saat ini terus diterapkan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional antara lain pembatasan mobilitas, interkoneksi pusat-daerah, perubahan perilaku, dan penguatan protokol kesehatan.
Baca juga: China Dituding Menahan Informasi Penting soal Asal-usul Virus Covid-19
Sementara itu, melihat kondisi positivity rate dalam 7 hari terakhir menunjukkan kenaikan angka 41,9 atau tertinggi nomor satu se-Indonesia.
Sedangkan dilihat dari angka kematian, kondisi di Aceh per 10.000 penduduk per minggu menunjukkan angka 2,5 atau nomor 15 se-Indonesia.
Hal tersebut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo yang ditindaklanjuti dengan dukungan Satgas Nasional dengan bantuan masker dan mesin PCR.
Baca juga: Zulhas Ingatkan Kader PAN Untuk Bantu Masyarakat Terdampak Pandemi Covid-19
Saat berkunjung ke Aceh, Sabtu kemarin Kepala BNPB memberikan bantuan 1,5 juta masker dan 2 mesin PCR.
Dua mesin PCR ini akan diperbantukan untuk testing di Kabupaten Aceh Besar dan tim medis yang dikelola oleh Kodam Iskandar Muda.
Selain pemberian bantuan, Kepala BNPB dan Dirjen Administrasi Kewilayahan Kemendagri memberikan arahan kepada Forkopimda provinsi, kabupaten dan kota di wilayah Aceh.
"Bantuan masker ini diharapkan dapat membantu dalam edukasi dan sosialisasi di tengah masyarakat, khususnya perubahan perilaku dalam prokes. Sedangkan mesin PCR diharapkan dapat menambah kapasitas testing sehingga upaya pelacakan lebih lanjut dapat segera dilakukan," katanya.