Epidemiolog: Booster Vaksin Bisa Tekan Penyebaran Varian Mu
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut, booster vaksin diperlukan mengantisipasi penyebaran varian Mu.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
"Varian Mu ini menurunkan efikasi vaksin. Sejauh apa memang masih terus dipastikan. Diduga sama dengan efeknya delta. Dengan sama saja sudah merugikan," imbuhnya.
Baca juga: Pejabat Senior di FDA Mendadak Mundur, Tak Sejalan dengan Gedung Putih Soal Dosis Booster
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah berupaya membendung varian-varian baru virus Corona termasuk varian Mu asal Kolombia.
Varian Mu atau B.1621 sedang dalam pengamatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau masuk kategori Varian of Interest (VoI).
Ia menyebut, Pemerintah terus mengawasi mobilitas, baik dalam dan luar negeri.
"Walaupun saat ini kondisi cenderung normal dan beberapa pembukaan sektor juga secara gradual dilakukan, Pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian," ujar Wiku.
Ia mengatakan, varian yang terdeteksi pertama kali pada Januari 2021 ini telah banyak ditemukan di negara lain seperti Amerika Selatan dan Eropa.
Menurut Wiku, status VOI diberikan pada varian Corona yang sedang diamati untuk dapat memberikan kesimpulan.
"Bahwa varian ini bersifat lebih infeksius daripada varian originalnya (Corona asal Wuhan, Tiongkok)," imbuhnya.