Varian Baru Covid-19 Bernama mu, Seberapa Menular? Simak Fakta-faktanya
Organisasi kesehatan dunia (WHO) kembali menambahkan varian terbaru Covid-19 bernama mu. Virus ini kemudian masuk dalam daftar varian 'menarik' WHO.
Penulis: Al Fandy Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menambahkan varian terbaru dari Covid-19 bernama 'mu' atau B.1.621.
Dikutip dari theconversation.com pada Senin (6/9/2021), varian terbaru Covid-19 tersebut masuk dalam variant of interest (VOI) alias varian 'menarik'.
Dilansir washingtonpost.com pada Jumat (3/9/2021), varian mu itu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari lalu.
Kini varian terbaru Covid-19 itu telah ditemukan di 39 negara, di antaranya Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Ekuador, Kanada, dan sebagian negara-negara di benua Eropa.
Baca juga: Puskesmas Taman Sari Gelar Vaksinasi Covid-19 di Beberapa Tempat, Berikut Lokasinya
Baca juga: Siswa Kelas 6 SD di Katsushika-ku Tokyo Jepang Mulai Divaksinasi Covid-19
Berikut fakta-fakta dari varian baru virus Covid-19 bernama mu yang berhasil dihimpun tim Tribunnews.com:
1. Masuk dalam daftar 'variant of interest'
WHO kemudian memasukkan mu sebagai varian yang menarik.
Masih dikutip dari theconversation.com, ada empat varian 'menarik' lainnya yang masuk dalam daftar pengawasan WHO yaitu Eta, Iota, Kappa, dan Lambda.
Kini, yang terbaru dan masuk dalam daftar varian 'menarik' WHO adalah mu.
mu ini adalah virus yang memiliki sifat mutasi potensial untuk lolos dari kekebalan.
Tak hanya itu, berdasarkan laporan dari cnbc.com pada Rabu (1/9/2021), mu memiliki strain yang lebih menular, mematikan, dan lebih resisten terhadap vaksin ataupun perawatan medis saat ini.
Jumlah keseluruhan kasus atau prevelensi dari varian mu ini telah menurun dan berada di bawah 0,1 persen.
Akan tetapi, jumlah tersebut secara konsisten mengalami peningkatan signifikan di negara Kolombia dan Ekuador.
Baca juga: Menkes Harap Pelaku Pemalsu Sertifikat Vaksin Covid-19 Dihukum Seberat-beratnya
2. 'Variant of interest' (VOI) kelima yang dipantau WHO