Varian Baru Virus Covid-19 Tak Terdeteksi CT Value, Pelaku Perjalanan dari Kolombia Dipantau Ketat
Mutasi virus covid-19 masih perlu diwaspadai. Munculnya varian baru ini tak bisa dideteksi dengan CT Value. Ini strategi untuk mencegah masuknya varia
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Mutasi virus covid-19 masih perlu diwaspadai. Munculnya varian baru ini tak bisa dideteksi dengan CT Value. Ini strategi untuk mencegah masuknya varian MU,
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menegaskan CT Value atau Cycle Threshold Value bukanlah cara untuk mendeteksi varian baru.
Baca juga: Syarat Wajib Ikuti Ujian SKD CPNS Termasuk Tes Covid-19, Ini Daftar Harga RT-PCR dan Test Antigen
Baca juga: Masker dan Vaksinasi Dapat Cegah Covid-19 Varian Apapun
CT Value merupakan nilai yang muncul dalam pemeriksaan PCR.
Ia mengatakan, deteksi varian baru hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan Whole Genom Sequencing atau WGS.
"Jadi CT value tidak bisa menggambarkan apakah ini sebuah varian baru atau tidak.
Tapi yang bisa memastikan adalah melalui pemeriksaan Whole Genom Sequencing," ujar Nadia dalam konferensi pers virtual Jumat (10/9/2021).
Baca juga: Calon Presiden LDP Jepang Kishida Fokus Tangani Corona dengan Vaksinasi, Tes PCR dan Obat
Baca juga: KPU Waspadai Varian Baru Virus Corona Jelang Pemilu 2024 dan Pilkada Serentak 2024
Melalui pemeriksaan WGS ini, mutasi-mutasi dipetakan untuk dicocokan dengan varian asli virus corona.
Meski demikian, perlu kajian lebih lanjut untuk melihat kecenderungan varian-varian baru bisa terdeteksi perubahan pada pemeriksaan laboratorium.
Satu diantaranya, mungkin melalui perubahan pada CT value.
"Tapi ini tentunya masih harus perlu dikaji lebih lanjut, yang memastikan bahwa sebuah varian itu adalah suatu varian baru atau varian Mu itu adalah pemeriksaan WGS," tegas Nadia.
Cegah Masuknya Varian MU, Pelaku Perjalanan dari Kolombia dan Ekuador Dipantau Ketat
Terkait varian Mu, selain melakukan pemantauan terhadap varian Mu dengan berkoordinasi dengan petugas di pintu-pintu masuk kedatangan orang dari perjalanan luar negeri.
Nadia mengungkapkan, pemerintah tengah menyusun kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian Mu ke Indonesia.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan petugas di pintu-pintu masuk dan menyusun berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki potensi kebal terhadap vaksin ini," ungkap Nadia.
Pemerintah tentunya berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui penetapan kebijakan karantina internasional.
"Entri dan exit testing serta persyaratan vaksin kami juga terus berkonsultasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian Mu dan varian-varian lain yang berpotensi menyebar di Indonesia," jelasnya.
Selain melakukan pemantauan terhadap varian Mu dengan berkoordinasi dengan petugas di pintu-pintu masuk kedatangan orang dari perjalanan luar negeri.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, pemerintah tengah menyusun kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian Mu ke Indonesia.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan petugas di pintu-pintu masuk dan menyusun berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki potensi kebal terhadap vaksin ini," ungkap Nadia dalam konferensi pers virtual Jumat (10/9/2021).
Pemerintah tentunya berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui penetapan kebijakan karantina internasional.
"Entri dan exit testing serta persyaratan vaksin kami juga terus berkonsultasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian Mu dan varian-varian lain yang berpotensi menyebar di Indonesia," jelasnya.
Nadia mengatakan, pemerintah terus pemantau pelaku perjalanan luar negeri seperti WNI yang baru kembali dari Kolombia, Ekuador, maupun negara-negara yang mengumum kan sudah ada penyebaran Varian MU di negara mereka.
Diketahui kini, varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia ini telah menyebar di 43 negara.
"Pelaku perjalanan luar negeri dilakukan pemeriksaan sequencing untuk mengantisipasi masuknya varian covid-19 ke Indonesia termasuk varian MU," imbuh perempuan berhijab ini.
Pakai Masker, Lakukan Vaksin, Paduan Pas Cegah Masuknya Varian Virus
Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk terus memperkuat disiplin protokol kesehatan, dan tidak lelah untuk melaksanakannya sebagai bagian dari adaptasi kebiasaan baru.
Guru Besar FK UI dan Anggota Komite Penasihat Ahli ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi. yang biasa dipanggil Prof. Miko menyatakan, masker adalah benteng pertama proteksi kesehatan manusia terhadap virus Covid-19.
“Virus akan selalu ada sepanjang masa. Untuk dapat hidup berdampingan dengan Covid-19, yang utama adalah virus jangan sampai masuk ke tubuh kita. Caranya dengan patuh protokol kesehatan, pakai masker dengan benar, jangan longgar, jangan melorot, harus menutup hidung, mulut dan dagu,” ujarnya dalam dialog virtual Media Center KPCPEN (7/9/2021).
Memakai masker dengan benar sangat penting untuk melindungi diri dari Covid-19 varian apapun.
Prof Miko menyebutkan, efektivitas masker dalam menghalangi virus mencapai 77-79 persen.
Upaya perlindungan diri dengan menggunakan masker ini, akan semakin optimal jika dibarengi dengan menjaga jarak dan mencuci tangan.
Kemudian Vaksinasi.
Setiap anggota masyarakat, khususnya dari golongan rentan, harus segera melakukan vaksinasi.
"Ini benteng pertahanan berikutnya ketika virus terlanjur masuk ke dalam tubuh. Vaksin bertugas menghadang virus menyebar di dalam tubuh sehingga risiko sakit parah akan dapat diminimalkan," ungkap Prof Miko.