Pemerintah Waspadai 3 Varian Virus Covid-19: Mu, Lambda, dan C.1.2
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, setidaknya ada tiga varian virus ini yang tengah menjadi pengawasan pemerintah.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Perkembangan mutasi virus SARS-Cov2 penyebab Covid-19 di dunia tengah menjadi perhatian pemerintah Indonesia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, setidaknya ada tiga varian virus ini yang tengah menjadi pengawasan pemerintah.
Sejak muncul pada Desember 2019 hingga sekarang, Budi menyebut banyak muncul mutan atau varian baru.
Sehingga, kata Budi, pemerintah memutuskan benar-benar harus memantau perkembangan varian SARS-Cov2 di seluruh dunia agar tak masuk ke Indonesia.
"Ada tiga varian baru yang masuk di dalam pengamatan pemerintah, yaitu yang pertama varian Lambda atau C37."
"Ini pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020," ungkap Menkes dalam konferensi pers PPKM, Senin (13/9/2021) malam.
Virus Covid-19 varian Lambda hingga kini sudah tersebar di 42 negara.
Baca juga: PPKM Masih Lanjut, Bioskop Mulai Buka Maksimal 50 Persen di Daerah Level 2 dan 3
Selanjutnya varian kedua adalah varian Mu (baca: Miyu) atau B.6121 yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021.
Budi menyebut saat ini Covid-19 varian Lambda sudah tersebar di 49 negara.
"Dan yang paling baru adalah varian C.1.2 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan bulan Mei 2021 dan sudah menyebar di 9 negara," ungkap Budi.
Budi menyatakan, ketiga varian ini sedang dalam penelitian, mengenai perilakunya, laju penularannya, dan apakah mereka bisa menghindar dari antibodi yang terbentuk secara natural maupun vaksinasi.
"Sampai sekarang memang belum ada hasil riset yang pasti, tetapi ketiga varian ini belum ada di Indonesia," tegas Budi.
"Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk memperkuat seluruh pintu masuk negara dengan melengkapi dan memperketat proses karantina baik masuk melalui udara, laut, maupun darat," ungkap Budi.
Pemerintah juga memperkuat jaringan lab uji agar cepat melakukan identifikasi varian baru Covid-19 ini.
Baca juga: Angka Positivity Rate Indonesia Capai Batas Aman WHO, Pemerintah Perkuat Layanan Kesehatan Primer