Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 18 Oktober 2021: Tambah 626 Kasus, Total 4.235.384 Positif

Berikut data terbaru kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia, Senin (18/10/2021).

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
zoom-in BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 18 Oktober 2021: Tambah 626 Kasus, Total 4.235.384 Positif
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Update Info Corona. Berikut data terbaru kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia, Senin (18/10/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut data terbaru kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia, Senin (18/10/2021).

Berdasarkan data di laman Covid19.go.id pukul 17.11 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 626 pasien.

Adapun total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia hari ini yakni 4.235.384 pasien.

Pada Minggu (17/10/2021), total kasus positif Covid-19 sebanyak 4.234.758 pasien.

Lalu, ada penambahan pasien sembuh pada hari ini sebanyak 1.593 orang.

Total pasien yang sembuh menjadi 4.075.011 di seluruh Indonesia.

Sehari sebelumnya, total pasien yang sembuh sebanyak 4.073.418 orang.

Baca juga: Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Sarankan Biaya Penanganan Long Covid-19 Ditanggung Pemerintah

Baca juga: Risiko Tertular Covid Masih Tinggi Masyarakat Diminta Segera Vaksin

Berita Rekomendasi

Kemudian, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir sebanyak 47 orang.

Total ada 142.999 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga hari ini.

Pada Minggu kemarin, total sebanyak 142.952 pasien Covid-19 meninggal dunia.

Pergeseran Hari Libur Bentuk Keseriusan Pemerintah Tangani Covid-19

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk mengubah Hari Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW dari yang seharusnya jatuh pada 19 Oktober menjadi 20 Oktober 2021.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan, pertimbangan pemerintah menggeser Hari Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW yakni untuk menghindari masa libur panjang dan mencegah pergerakan massa yang besar.

Ia mengatakan, apabila hari libur tetap pada 19 Oktober, maka ada celah 'hari kejepit' di hari Senin.

"Sehingga jika liburnya tetap di hari Selasa, maka akan banyak orang yang memanfaatkan hari Senin untuk izin tidak masuk," ujarnya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (17/10/2021), dikutip dari laman Kemenko PMK.

Baca juga: 107 Juta Sasaran Vaksin Covid-19 di Indonesia Sudah Disuntik Dosis Pertama, Hampir 52% dari Target

Baca juga: Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Ketua Satgas IDI Minta Pemerintah Hati-hati Turunkan Level PPKM

Muhadjir mengungkapkan, dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, setiap terjadi libur panjang akan diikuti pergerakan orang dalam jumlah besar dari satu tempat ke tempat yang lain.

Dengan demikian, hampir dipastikan hal itu akan diikuti dengan kenaikan kasus Covid-19.

Ia mengakui, saat ini kasus Covid-19 memang telah melandai.

Namun, menurutnya, dengan kasus yang sudah turun ini akan membuat pemerintah lebih waspada dan lebih fokus untuk mencegah penambahan jumlah kasus-kasus baru.

"Kita tidak ingin main-main lagi, karena kita sudah pengalaman setiap kasus sudah turun kita membiarkan libur panjang tanpa adanya intervensi kebijakan, itu akan diikuti dengan kenaikan kasus," jelasnya.

Baca juga: Satgas Relawan COVID-19 Tingkatkan Kapasitas 1000 Relawan Wilayah Palembang

Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Diprediksi Terjadi pada Desember, Ini Antisipasi yang Dilakukan Pemerintah

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, bukan kali ini saja pemerintah menggeser hari libur keagamaan di tengah pandemi Covid-19.

"Jadi memang bukan kali ini saja kan kita menggeser hari libur, untuk menghindari orang yang memanfaatkan hari 'kejepit' untuk berpergian," ujarnya.

Ia mengutarakan, pergeseran hari libur nasional sebagai antisipasi di tengah pandemi yang sudah cukup melandai.

Hal itu, kata dia, untuk mencegah lonjakan kasus seperti yang terjadi di India.

"Walaupun sudah rendah kita antisipatif. India ketika kasus sudah landai, kemudian terjadi kelonggaran-kelonggaran."

"Bahkan, ada acara keagamaan dengan pergerakan orang yang sangat besar akhirnya kasus Covid-19 kembali naik. Kita tidak ingin terulang," pungkas Ma'ruf Amin.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Covid-19

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas