Kasus Covid-19 Melandai, Tapi Ingat Gelombang Ketiga Bisa Terjadi Akhir Desember atau Januari 2022
Kasus Covid-19 di Indonesia terus melandai.Meski demikian masyarakat harus tetap waspada. Gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia bisa datang.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Diketahui, sejumlah negara mengalami lonjakan kasus virus corona. Di antaranya Rusia, Inggris, Jerman, China, Singapura, Belgia, Slovenia, Polandia, hingga Republik Ceko.
Di China, akibat klaster dari turis, penerbangan jadi banyak yang dibatalkan kembali. Setidaknya sembilan provinsi mencatatkan kasus baru dalam jumlah yang tak sedikit.
Di Inggris, kasus virus corona mencapai 43.324 dalam sehari yakni pada 19 Oktober lalu.
Lonjakan terjadi karena kegiatan masyarakat sudah benar-benar dilonggarkan.
Sementara di Rusia, ada penambahan lebih dari seribu kasus baru dalam sehari. Jumlah kematian pun lebih dari seribu kasus dalam sehari tepatnya pada 19 Oktober lalu sehingga pembatasan kegiatan diterapkan kembali.
Menurut Nadia, di negara-negara itu cakupan vaksinasinya sudah lebih dari 70 persen.
Namun ketika dilakukan pelonggaran protokol kesehatan, lalu muncul varian baru, tetap terjadi peningkatan kasus.
"Gelombang ketiga adalah sesuatu yang niscaya atau pasti terjadi. Karena apa? Negara yang sudah mengalami gelombang ketiga memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, memiliki tingkat prokes yang sudah baik seperti di Inggris, AS, prokesnya lebih relaksasi. Mereka sudah enggak pakai masker di tempat terbuka, jaga jarak sudah tak ada. Sementara cakupan vaksinasi 70 persen. Tapi begitu ada varian Delta mereka struggling meski kematian rendah," imbuhnya.
Apalagi peningkatan mobilitas diprediksi bakal terjadi di libur Natal dan Tahun Baru.
Di saat yang sama selalu ada potensi peningkatan kasus. Oleh karena biasanya relaksasi aktivitas sosial termasuk ibadah dan ekonomi akan berdampak ke kesadaran masyarakat untuk patuh protokol kesehatan.
"Kita tahu akhir tahun ini ada beberapa hal yang berpotensi memicu kenaikan kasus. Maulid Nabi, cukup banyak pergerakan terjadi Perayaan Natal dan Tahun Baru," jelas dia.
Lantas seberapa genting situasi gelombang ketiga nanti? Menurut Nadia mutasi virus SARS-CoV-2 bisa memberikan kontribusi besar pada kenaikan kasus covid-19 di Indonesia.
Kendati demikian, Nadia belum bisa memastikan seberapa tinggi lonjakan kasus Covid-19 pada gelombang tiga. Dia hanya menyatakan bahwa pemerintah berupaya untuk mengantisipasi lonjakan.
"Kalau kita bandingkan dengan gelombang pertama pasti lebih tinggi karena jenis virusnya berbeda. Bahkan kita mengalami kasus yang lebih tinggi pada Juli kemarin sampai 54 ribuan kasus," tutur Nadia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.