Tren Kasus Covid-19 Naik di 20 Daerah, Masyarakat Diimbau Waspada
Johnny G Plate meminta seluruh masyarakat tak lengah dan tetap mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun di wilayah masing-masing.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meminta seluruh masyarakat tak lengah dan tetap mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun di wilayah masing-masing.
Masyarakat diminta tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi gelombang baru.
“Kenaikan kasus sekecil apapun, adalah bukti bahwa virus Covid-19 masih hidup di sekitar kita. Jangan sampai kita mengendorkan protokol kesehatan, karena setiap kelengahan dapat memicu kembali terjadinya proses transmisi dan lonjakan kasus,” kata Johnny dalam rilisnya, Senin (1/11/2021).
Kondisi kasus Covid-19 Indonesia yang terkendali, bukan alasan untuk tidak disiplin protokol kesehatan.
Saat ini angka kasus aktif secara nasional berada di titik rendah (sekitar 12.400 kasus aktif per 28 Oktober 2021) dan telah menurun selama 15 minggu.
“Angka kasus yang rendah ini perlu kita pertahankan agar tidak kembali meningkat,” ujarnya.
Berdasarkan rilis data Kementerian Kesehatan per 28 Oktober 2021, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di 20 kabupaten/kota selama tujuh pekan terakhir.
Baca juga: Apa Itu Varian Baru Covid-19 AY.4.2 yang Menyebar di Inggris? Berikut yang Diketahui Sejauh Ini
Kenaikan terjadi di beberapa lokasi seperti, Kabupaten Nagan Raya (Aceh), Kepulauan Meranti (Riau), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Depok dan Kota Bekasi (Jabar), serta Kota Surakarta (Jateng).
“Kenaikan kasus Covid-19 di daerah-daerah harus jadi perhatian bersama karena ini sudah memasuki fase jelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru),” katanya.
Belajar dari pengalaman tahun lalu, mobilitas masyarakat saat libur panjang cenderung meningkat dan berdampak pada lonjakan kasus.
Peningkatan mobilitas seharusnya dibarengi dengan pengetatan ketaatan protokol kesehatan dari tiap individu, guna menekan risiko penularan.
Seluruh pimpinan daerah pun diharapkan memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala, agar bisa mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Baca juga: Pria di AS Kembali ke RS setelah Sembuh dari Covid-19, Minta Maaf kepada Dokter karena Belum Vaksin
Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan bed occupancy ratio (BOR).
Tak hanya itu, pemangku kebijakan di daerah serta seluruh elemen juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, menggencarkan 3T (testing, tracing, treatment), dan penggunaan PeduliLindungi di berbagai tempat umum yang menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat. Seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memaparkan, situasi kasus Covid-19 di Indonesia menunjukan hasil yang positif.
Baca juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Bakal Tiba di Indonesia Desember 2021, Harganya Diperkirakan Rp 9,9 Juta
Meski demikian masih ada puluhan daerah yang belum menunjukan kondisi penurunan kasus.
Hal itu disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi virtual, Rabu (27/10/2021).
Berikut adalah kabupaten kota yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan tersebut yaitu Nagan Raya, Labuhan Batu Selatan, Kepulauan Meranti (Bangka Selatan, Solok Selatan), Jakarta Timur, Kota Depok, Kota Bekasi, Blora, Kota Surakarta, Jember (Bima, Minahasa Tenggara), Buton, Bulukumba, Sintang, Sambas, Bekayang, Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Mahakam hulu, Kaimana, dan Sorong.