Tak Ingin Hanya Jadi Pengimpor Obat dan Vaksin Covid-19, Luhut Minta Indonesia Ada Pabriknya
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, terus mendesak agat produsen obat dan vaksin Covid-19 bisa berinvestasi di Indonesia.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, terus mendesak agat produsen obat dan vaksin Covid-19 bisa berinvestasi di Indonesia.
Luhut pun menginginkan produsen obat dan vaksin yakni Merck dan Pfizer bisa membuat pabriknya sendiri di Indonesia.
Dengan demikian, diharapkan Indonesia nantinya bisa memproduksi obat dan vaksin Covid-19 sendiri tanpa harus mengimpor dari negara lain.
Bahkan Luhut menekankan bahwa negara sebesar Indonesia seharusnya jangan hanya bisa menjadi pengimpor saja.
Baca juga: Hadapi Potensi Gelombang Ketiga Covid-19, Jaringan Apotek dan Layanan Kesehatan Diperkuat
"Pemerintah kita sangat agresif, saya terlibat di dalamnya, dan saya kira pembicaraan dengan Merck maupun dengan Pfizer itu sudah sangat maju, Nanti pak Budi akan jelaskan."
"Insha Allah kita akan dapat dan kita berharap itu harus ada pabriknya dalam negeri, sehingga kita tidak jadi pengimportir saja, tapi kita menjadi produsen."
"Negara sebesar ini jangan menjadi pengimpor saja," kata Luhut dalam keterangan pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (9/11/2021).
Luhut pun mengungkapkan beberapa pengalaman Indonesia kemarin yang sempat kesulitan untuk bisa mendapatkan obat Covid-19.
Baca juga: 9 Siswa dan Guru SMPN 2 Depok Terpapar Covid-19, Sekolah Langsung Gelar Swab Test PCR Massal
Di antaranya saat Indonesia tidak bisa mendapatkan obat paracetamol karena India diblok.
Lalu disaat Indonesia sudah berhasil tanda tangan kontrak agar bisa mendapatkan Astra-Zeneca, tapi malah ditahan oleh India.
"Kita sudah ngalamin kemarin kasus kita bagaimana sakitnya kita tidak bisa dapatkan paracetamol karena India diblok."
"Sakitnya bagaimana kita, sudah tanda tangan kontrak untuk dapatkan Astra-Zeneca ditahan oleh India. Jadi ini pengalaman-pengalaman pahit yang harus kita selesaikan," terangnya.
Baca juga: BPOM Tunggu Kelengkapan Data Keamanan Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 3 Tahun ke Atas
Obat Covid-19 Molnupiravir Direncanakan Tiba Desember Ini
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan harga obat Covid-19 Molnupiravir di bawah Rp 1 juta.