Fakta Lain dari Varian Baru Virus Corona B.1.1.529 Asal Afrika yang Butuh Kewaspadaan Tinggi
Keputusan ini berdasarkan pada rekomendasi WHO's Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE) dan diberi nama Omicorn.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia/WHO sudah menggolongkan varian baru Virus Corona B.1.1.529 atau Omicron asal Afrika dalam kategori kewaspadaan tertinggi yaitu variant of concern (VOC).
Keputusan ini berdasarkan pada rekomendasi WHO's Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE) dan diberi nama Omicorn.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada beberapa pertimbangan kenapa dijadikan sebagai VOC.
Pertama karena banyaknya mutasi yang terjadi.
Baca juga: Apa Itu Omicron? Varian Covid-19 yang Terdeteksi di Afrika Selatan, Tak Bisa Dilawan Vaksin Saat Ini
Kata Tjandra, ada yang mengatakan 30 di spike protein.
Namun ada pula yang menyatakan sampai 50 total mutasi.
Dan ini merupakan mutasi terbanyak dari virus COVID-19 selama ini dan sebagian mutasi ini adalah baru.
Sejauh ini mutasi yang amat banyak ini dikhawatirkan berhubungan dengan 3 hal.
Pertama, penyebaran yang cepat dan sudah sudah terjadi di Afrika.
Kedua adanya kemungkinan infeksi ulang. Dan ketiga, serangan pada sistem imun.
"Karena 30 mutasi terjadi di spike protein, sementara vaksin biasanya bekerja melakui spike protein, maka memang ada kekawatiran tentang dampak varian baru ini pada efikasi vaksin," ungkap Tjandra kepada Tribunnews.com, Sabtu (27/11/2021).
Sekarang produsen vaksin sedang melakukan penelitian.
Diantaranya seperti Moderna dan Astra Zeneca.