Ibas Ingatkan Bahaya Risiko Penyebaran Gelombang Ketiga Covid-19 di Tahun 2022
Menurut Ibas, terdapat beberapa tantangan yang menghadang dalam upaya mengendalikan pandemi Covid-19.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Risiko terjadinya penyebaran pandemi Covid-19 third wave atau gelombang ketiga, yang akan mengancam kembali kehidupan, kesehatan, dan ekonomi tahun 2022 menjadi satu di antara tantangan besar yang harus diperhatikan.
Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dalam keterangannya, Minggu (28/11/2021).
Menurut Ibas, terdapat beberapa tantangan yang menghadang dalam upaya mengendalikan pandemi Covid-19.
Pertama, Ibas mengingatkan risiko terjadinya penyebarkan pandemi third wave atau the next wave yang akan mengancam kembali kehidupan, kesehatan, dan ekonomi Indonesia di tahun 2022.
Baca juga: Cegah Varian Baru Covid-19, Pemerintah Larang Perjalanan Orang dari 8 Negara ini ke Indonesia
"Kita lihat negara di Eropa hari ini tengah alami badai tersebut. Sehingga jika kebijakan kita tidak antisipatif dan adaptif dengan cepat dan tepat, maka kurva penyebaran Covid-19 yang boleh dikatakan bisa ditekan saat ini, bisa kembali naik secara drastis," kata Ibas.
Selain itu, munculnya varian baru Covid-19 yang berasal dari Afrika Selatan, varian Omicron, saat ini telah menjadi perhatian besar dunia.
Beberapa negara bahkan sudah menutup pintu kedatangan bagi para pendatang dari Afrika atau negara-negara yang telah terinveksi varian tersebut.
Dengan adanya fakta ini, jangan sampai Indonesia mengalami keterlambatan pencegahan maupun penanganan seperti sebelumnya.
Kedua, faktor libur akhir tahun yang semakin dekat dapat kembali menimbulkan keramaian besar bagi masyarakat yang ingin berlibur atau berwisata.
Apalagi jumlah perjalanan dan kunjungan daerah wisata bisa menjadi risiko penyebaran kembali Covid-19, jika tidak ditangani secara serius.
Baca juga: Asisten Menlu Amerika Serikat Kunjungi ke Asia Tenggara, Bahas Kerja Sama hingga Junta Myanmar
"Kemudian, keterlambatan distribusi vaksin tahap satu dan dua pun bisa menghambat pembentukan herd immunity serta kembali pulihnya kegiatan ekonomi Indonesia," ucap Ibas.
Menurut Ibas, masih terasa dan terlihat kurangnya ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan, juga dapat menjadikan risiko penularan di tempat umum seperti pusat perbelanjaan dan kegiatan ekonomi lainnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini menyebutkan keterbatasan anggaran pemerintah berakibat pada kurang idealnya kebijakan pengendalian pandemi yang diterapkan, sehingga krisis ini tidak dapat segera diselesaikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.