Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cakupan Imunisasi Dasar yang Rendah karena Pandemi, Berpotensi Munculkan KLB

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada capaian imunisasi rutin mengalami penurunan sejak tahun 2020.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Cakupan Imunisasi Dasar yang Rendah karena Pandemi, Berpotensi Munculkan KLB
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Plt Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 juga berdampak pada capaian imunisasi rutin mengalami penurunan sejak tahun 2020.

Kementerian Kesehatan mendorong pemerintah daerah khususnya dinas kesehatan untuk mengejar target cakupan imunisasi 79,1 persen.

Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu menjabarkan, berdasarkan laporan data imunisasi rutin bulan Oktober 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4 persen dari target 79,1 persen.

Baru Provinsi Banten yang mendekati target cakupan imunisasi dasar lengkap yakni 78,8 persen.

Sementara itu, sejumlah daerah lain yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya di atas 60 persen antara lain Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, Bali, Gorontalo, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Timur, serta Jambi.

''Ini mestinya jadi pembelajaran bagi provinsi lain. Cakupan imunisasi yang rendah dan tidak merata dapat menyebabkan timbulnya akumulasi populasi rentan yang tidak kebal terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),'' kata Dirjen Maxi pada temu media Imunisasi Dasar Lengkap secara virtual, Selasa (30/11/2021).

Berita Rekomendasi

Jenis PD3I yang ada di Indonesia berupa BCG, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, campak, dan rubela.

Baca juga: Orang Tua Diminta Lengkapi Imunisasi Dasar Anak Sambil Menunggu Vaksin Covid-19

Dirjen Maxi mengungkapkan, saat ini sudah terjadi peningkatan kasus PD3I di beberapa daerah dan berpotensi menimbulkan KLB, yakni difteri di Kalimantan Barat, dan Konawe Sulawesi Tenggara.

Kasus difteri sampai minggu ke-45 ada 130 kasus yang terdeteksi secara klinis.

Sementara difteri yang terdeteksi positif secara Lab ada 23 kasus. Kasus paling banyak ada di Kalimantan Barat terutama Sintang dan Singkawang.

Kemudian untuk campak dan rubella sudah ada di beberapa daerah seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua.

'Kasus positif campak sebenarnya sudah tersebar di 34 kabupaten/kota di 17 provinsi, kemudian rubella ada di 44 kabupaten/kota di 17 provinsi,'' ucap Dirjen Maxi.

Untuk daerah yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya masih belum mencapai target, diminta untuk melakukan strategi guna menutup kesenjangan imunitas melalui upaya Imunisasi Kejar.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas