Kemenkes Angkat Bicara Soal Kabar 4 Warga Jakarta Terpapar Omicron Usai Pulang dari Luar Negeri
Kabar soal varian baru Covid-19 Omicron sudah masuk di Indonesia dibantah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Editor: Wahyu Aji
Hal tersebut perlu dilakukan lantaran penyebaran varian Omicron lebih cepat dibanding virus corona varian lainnya.
Meski begitu, belum ada laporan mengenai tingkat kematian akibat terpapar Omicron.
Berdasarkan pernyataan organisasi kesehatan dunia atau WHO, kata Sri, paparan Omicron bisa dicegah salah satunya dengan vaksinasi Covid-19.
"Vaksin Covid-19 masih harus tetap dilakukan," kata Sri.
Varian Omicron bisa dideteksi lewat tes PCR dan antigen
Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto dr. Sp.PK, Ph.D mengatakan, tes PCR dan antigen tetap bisa mendeteksi varian Omicron.
Saat dihubungi Kompas.com, Rabu, ia menerangkan bahwa tes PCR memiliki beberapa target untuk mendeteksi SARS-CoV-2.
"Ibaratnya ada paruh, dada, sayap, kaki, dan ekor. Target S (spike) pada virus Covid-19 itu paruhnya," ujar Tonang mengibaratkan.
"Varian Omicron masih tetap dapat dideteksi bagian dada, sayap, kaki, dan ekornya. Bagian paruh bisa saja lolos kalau semburat merahnya sudah sedemikian banyak," lanjutnya.
Tonang menerangkan, apabila tes PCR berhasil mendeteksi bagian dada, sayap, kaki, dan ekor, tapi bagian paruh lolos, bisa menjadi tanda itu merupakan varian SARS-CoV-2.
Salah satu kemungkinannya adalah varian Omicron.
"Sedangkan untuk tes antigen target deteksinya adalah bulu dadanya, bukan paruh. Maka walau paruhnya lolos deteksi, masih tetap bisa dikenali. Jadi, Omicron tetap terdeteksi tes PCR Covid-19 dan tes antigen," terang Tonang.
Ia menjelaskan, pada tes antigen, target yang dideteksi adalah nucleocalsid protein atau N, bukan S.
Tes antigen akan menunjukkan hasil positif apabila viral load seseorang tinggi. Adapun viral load merupakan ukuran infeksi dari virus yang bisa dikalkulasikan dengan memperkirakan jumlah virus dalam tubuh.