Bagaimana Efikasi Vaksin Covid-19 Terhadap Varian Omicron? Ini Kata WHO
Apakah varian Omicron dapat menurunkan efikasi vaksin? Berikut penjelasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian Omicron dapat menurunkan efikasi vaksin Covid-19.
Tak hanya itu, varian Omicron juga dikatakan lebih menular dari Delta.
Meski begitu, menurut data awal WHO, Omicron memiliki gejala yang lebih ringan dari varian lainnya.
"Bukti awal menunjukkan Omicron menyebabkan pengurangan kemanjuran (efikasi) vaksin terhadap infeksi dan penularan”, kata WHO, seperti dikutip dari NDTV,Kamis (16/12/2021).
"Mengingat data yang tersedia saat ini, kemungkinan Omicron akan melampaui varian Delta di mana transmisi komunitas terjadi," tambahnya.
Untuk diketahui, Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan memiliki mutasi dalam jumlah besar.
Baca juga: Hasil Studi Ungkap Seberapa Efektif Vaksin Pfizer Melawan Omicron
Baca juga: WHO Sebut Omicron Menyebar Lebih Cepat dan Sangat Mengurangi Kemanjuran Vaksin
Itu mendorong negara-negara di seluruh dunia memberlakukan larangan perjalanan di negara-negara Afrika selatan dan menerapkan kembali pembatasan domestik untuk memperlambat penyebarannya.
Adapun penularan Omicron lebih cepat tercatat di Afrika Selatan.
Infeksi Omicron sejauh ini menyebabkan penyakit ringan atau kasus tanpa gejala.
Tetapi WHO mengatakan data tersebut tidak cukup untuk menetapkan tingkat keparahan klinis varian tersebut.
Negara-negara dengan persediaan vaksin yang cukup seperti Inggris dan Prancis telah mendorong penduduk mereka untuk menerima suntikan booster untuk melawan Omicron.
Efikasi Pfizer Turun Terhadap Omicron
Studi menemukan dua dosis vaksin Pfizer memberikan lebih sedikit perlindungan terhadap varian Omicron, dibandingkan Delta.
Mengutip The Wall Street Journal, studi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kesehatan swasta terbesar di Afrika Selatan, Discovery Ltd., menemukan bahwa Omicron mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi menjadi 33 persen, pengaruhnya terhadap perlindungan rawat inap turun menjadi 70 persen.
Sementara pada varian Delta, perlindungan vaksin rawat inap sebesar 93 persen, dan efikasi terhadap infeksi hingga 80 persen.
Penelitian ini memberikan petunjuk penting tentang bagaimana vaksin bertahan terhadap Omicron, sulit untuk menarik kesimpulan luas dari Afrika Selatan, yang memiliki populasi yang jauh lebih muda daripada Eropa dan AS dan juga memiliki campuran kekebalan yang berbeda.
Baca juga: Jokowi Sebut Masuknya Varian Omicron ke Indonesia Tidak Terelakkan
Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Mengamuk di Eropa, Norwegia Berlakukan Aturan Kerja Jarak Jauh
Kesimpulan yang mungkin lebih relevan untuk AS, otoritas kesehatan akan melihat lebih dekat ke Inggris, yang profil demografis dan tingkat vaksinasinya lebih mirip AS dan di mana variannya sudah mapan.
Varian Omicron pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan di Afrika Selatan sekitar tiga minggu lalu dan telah mendorong peningkatan tajam dalam kasus di sana.
Sekarang Omicron telah terdeteksi di 77 negara di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Pada hari Jumat (10/12/2021), para ilmuwan memperkirakan nomor R Omicron di Afrika Selatan berada di angka 2,5, lebih tinggi daripada varian sebelumnya.
Kasus harian baru rata-rata 20.488 untuk pekan yang berakhir 13 Desember, hampir dua kali lipat minggu sebelumnya.
(Tribunnews.com/Yurika)