Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIRAL Joki Vaksin di Pinrang, dr Tonang Minta Proses Skrining Vaksinasi Dijalankan dengan Benar

Jubir Satgas Covid-19 RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan proses skrining adalah hal yang penting dalam penyelenggaraan vaksinasi.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in VIRAL Joki Vaksin di Pinrang, dr Tonang Minta Proses Skrining Vaksinasi Dijalankan dengan Benar
TribunTimur/Nining Angraeni
Abdul Rahim (49), pria yang mengaku jadi joki vaksin Covid-19, saat diambil sampel darah dan urin oleh Dinkes Sulsel (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan proses skrining adalah hal yang penting dalam penyelenggaraan vaksinasi.

Selain itu proses skrining harus dijalankan dengan benar, agar bisa meminimalisir terjadinya duplikasi vaksin.

"Sisi yang penting dalam hal penyelenggaran vaksinasi, proses skrinning harus dijalankan benar-benar agar risiko terjadi duplikasi menjadi minimal," kata dr Tonang kepada Tribunnews.com, Sabtu (25/12/2021).

Lebih lanjut dr Tonang mengingatkan masyarakat, bahwa apapun yang namanya obat akan bisa berisiko jika diberikan secara berlebihan.

Pasalnya setiap obat sudah memiliki takarannya masing-masing dan sudah diuji klinik.

Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto
Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto (istimewa)

Baca juga: Soal Kasus Joki Vaksin di Pinrang, dr Tonang: Perlu Data Valid, karena Vaksinasi Ada Tahap Skrining

Untuk itu dr Tonang mengimbau masyarakat untuk menjalani aturan dosis vaksinasi dengan baik.

"Apapun yang namanya obat, menjadi berisiko bila berlebihan."

Berita Rekomendasi

"Sudah ada takarannya, sudah diuji klinik, mari dijalani dengan baik," tuturnya.

dr Tonang juga memberi peringatan kepada orang-orang yang menggunakan jasa joki vaksin ini.

Karena mereka belum divaksin dan belum memiliki antibodi di dalam tubuhnya, sehingga bisa lebih berisiko terinfeksi Covid-19.

"Yang juga harus menjadi perhatian, justru bagi yang menggunakan joki, berarti yang bersangkutan tercatat sudah divaksinasi, tapi sebenarnya belum. Risikonya ada kemungkinan belum terbentuk antibodi pada dirinya. Risikonya lebih besar terinfeksi," pungkasnya.

Baca juga: Viral Joki Vaksin Covid-19 Sudah 16 Kali Disuntik, dr Tirta Ungkap Efek Sampingnya

Kasus Joki Vaksin di Pinrang Berlanjut, Polisi Periksa 9 Saksi dan Belum Tetapkan Tersangka

Diberitakan sebelumnya, Polisi telah melakukan pemeriksaan kepada sembilan orang saksi terkait kasus joki vaksin yang dilakukan oleh warga Pinrang bernama Abdul Rahim.

Sembilan orang saksi tersebut diduga mengatahui atau terlibat dalam penyuntikan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan berulang kali pada Abdul Rahim.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas