Kasus Omicron di Indonesia Kini Ada 152, Luhut Tegaskan Disiplin Jadi Kunci Penanganan Omicron
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan saat ini Omicron sudah berkembang di 132 negara.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan saat ini Omicron sudah berkembang di 132 negara.
Khusus di Indonesia sendiri, jumlah kasus Omicronnya ada sebanyak 152 kasus.
Namun menurut Luhut, 23 persen di antaranya sudah sembuh dari Omicron.
Luhut pun menilai angka tersebut masih cukup baik dibandingkan dengan negara lain.
"Kemudian mengenai Omicron sudah berkembang menjadi 132 negara. Jadi kasus Omicron di Indonesia sekarang ada 152. Dan yang sudah sembuh ada 23 persen dari situ."
"Jadi angka ini memang masih kita lihat cukup baik dibandingkan dengan yang lain," kata Luhut dalam tayangan Live Konferensi Pers Tentang Hasil Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Luhut Sebut Kesiapan Indonesia Hadapi Omicron Sudah Sangat Terkendali
Disiplin Kunci Penanganan Omicron
Luhut memperingatkan bahwa pemerintah tidak bisa memberikan lebih banyak diskresi terutama soal karantina.
Untuk itu terkait aturan penanganan Covid-19 di Indonesia, pemerintah akan tetap mengacu pada Instruksi Mendagri.
"Jadi saya sampaikan semoga teman-teman sadar, kita tidak bisa memberikan diskresi kebanyakan lagi, karena kita hanya mengacu pada Instruksi Mendagri saja," terang Luhut.
Pasalnya sebelumnya Presiden Joko Widodo telah memperingatkan jika diskresi terus dilakukan maka masyarakat akan tidak disiplin.
Baca juga: Penularan Varian Omicron Lebih Cepat Tapi Tidak Seganas Delta? Ini Penjelasannya
"Karena kalau tidak, tadi presiden mengingatkan kita nanti kita tidak disiplin," imbuhnya.
Luhut pun menegaskan bahwa berkembangnya Omicron di berbagai negara di dunia ini adalah masalah disiplin.
Di antaranya disiplin soal penggunaan masker, disiplin soal cuci tangan, dan sebagainya.
Sehingga kunci dari penanganan Omicron ini menurut Luhut adalah soal disiplin.
"Kunci Omicron berkembang di dunia manapun itu masalah disiplin. Disiplin masalah masker, disiplin cuci tangan dan setererusnya. Jadi kata kuncinya itu disiplin," pungkasnya.
Baca juga: Jokowi: 2022 Akan Banyak Tantangan, Omicron Hingga Tapering Off
Menkes Sebut Mayoritas Pasien Omicron Tanpa Gejala
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, mayoritas pasien Omicron di Indonesia tak mengalami gejala dan selebihnya bergejala ringan.
Saat ini, 34 diantaranya telah dinyatakan sembuh dan dapat kembali ke rumah.
"152 kasus itu lebih setengahnya adalah tanpa gejala. Setengahnya lagi adalah sakit ringan. Artinya tidak membutuhkan oksigen saturasi, karena masih di atas 95 persen. Dan 23 persennya atau 34 orang sudah sembuh dan sudah kembali ke rumah,"kata dia dalam konferensi pers virtual, Senin (3/1/2021).
Ia mengatakan, meski jumlah kasus varian Omicron terus bertambah namun perawatan serius di rumah sakit tidak mengalami kenaikan.
Baca juga: Karakter Varian Omicron Berbeda dari Varian Lain, Jadi Harapan Pandemi Covid-19 Cepat Jadi Endemi
"Jadi kita melihat bahwa sampai sekarang tidak ada yang membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit, cukup dikasih obat dan vitamin mereka sudah bisa kembali ke rumah," imbuh mantan dirut Bank Mandiri ini.
Adapun jumlah kasus Covid-19 varian Omicron disampaikan Budi per hari ini bertambah 16. Dengan demikian, total varian Omicron di Indonesia menjadi 152 kasus.
Dari 152 kasus tersebut Budi mengatakan, enam diantaranya merupakan transmisi lokal, seperti di Jakarta, Bali, dan Surabaya
Baca juga: Epidemiolog Unair Ungkap Empat Karakteristik Omicron yang Membedakan dengan Varian Lain
"Jadi kita tetap harus selalu waspada," pesannya.
Ia menambahkan, rendahnya angka perawatan pasien Omicron di rumah sakit juga ditengarai adanya vaksin Covid-19 yang memberi perlindungan.
"Walaupun perlindungan antibodinya yang berasal dari vaksin bisa dilalui tapi perlindungan intiselnya masih melindungi cukup baik. Itu yang menjelaskan kenapa angka perawatan yang masuk rumah sakit dan fatal lebih rendah," jelas Menkes Budi.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.