Pakar Epidemiologi Sarankan Pasien Gejala Ringan Covid-19 Lakukan Isoman dengan Pengawasan
Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia memprediksi gelombang ketiga akan terjadi pada pertengahan Februari mendatang.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia memprediksi gelombang ketiga akan terjadi pada pertengahan Februari mendatang.
Pulau Jawa Bali akan menjadi daerah yang terdampak lebih dahulu.
Dicky pun memprediksi bisa terjadi kasus harian hingga 500 ribu.
"Dan kalau bicara angka ya prediksi sama sepeti Delta 500 ribu perhari pada puncaknya. Pada laporan tidak terjadi. Tapi bukan tidak terjadi di masyarakat. Kita tidak akan menemukan termasuk omicorn 500 sampai sejuta," papar Dicky.
Bukan karena tidak ada, melainkan Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam deteksi dini yaitu testing, tracing dan treatment.
Oleh karena itu perlu mitigasi yang tepat untuk mengurangi dampak dari gelombang ketiga ini.
Baca juga: Terkini RSPI Sulianti Saroso Rawat 59 Pasien Covid-19, 41 di Antaranya Terdeteksi Varian Omicron
Baca juga: Sejumlah RS Laporkan Pasien Covid Melonjak, Wagub DKI Minta Warga Waspada Transmisi Lokal Omicron
Meski belum terlihat, lonjakan kasus yang tidak menerapkan mitigasi secara tepat bisa menimbulkan dampak jangka pendek, menengah dan panjang.
"Jangka pendek, tentu di fasilitas kesehatan (faskes). Sama seperti Delta, dapat membuat faskes dalam kondisi darurat," ungkap Dicky pada Tribunnews, Sabtu (29/1/2022).
Karenanya Dicky menganjurkan untuk memulai penguatan dari rumah.
Misalnya menerapkan isolasi mandiri (isoman) untuk mereka yang bergejala ringan atau tidak bergejala.
Selain itu Dicky juga menyarankan untuk membuat mekanisme pemantauan secara efektif.
Ada petugas yang melakukan kunjungan rumah, memantau masyarakat yang isoman.
Selain itu pastikan orang-orang yang dirawat di rumah sakit hanya berderajat sedang atau parah, termasuk mereka yang betu-betul membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Karena potensi seperti Juli tahun lalu itu ada. Sangat ada. Terutama saat ini kita akan berhati-hati pada kelompok anak, lansia, dan komorbid," tegasnya.
Baca juga: Covid-19 Omicron di Indonesia Disebut Ada Lebih Banyak dari Kasus yang Terdeteksi
Baca juga: Subvarian Omicron BA.2 Disebut 1,5 Kali Lebih Menular dari BA.1, Apa Itu dan Seberapa Berbahaya?