Sebaran Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia 16 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Jateng Masuk 5 Besar
Berikut ini data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, daerah Jawa Barat masih tertinggi penyumbang kasus aktif, Rabu (16/2/2022).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, daerah Jawa Barat masih menjadi yang tertinggi penyumbang kasus aktif, Rabu (16/2/2022).
Diketahui, terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 64.718 pada hari ini.
Angka ini melampaui puncak kasus harian yang terjadi pada 14 Juli 2021 di angka 56.757 dan 15 Februari 2022 di angka 57.049.
Adapun untuk tambahan kasus Covid-19 mengalami peningkatan dibanding Selasa (15/2/2022) kemarin, yakni 57.049 kasus.
Sehingga, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.966.046.
Baca juga: Sebaran 64.718 Kasus Corona 16 Februari 2022: Jawa Barat Tertinggi 15.196 Kasus, Disusul Jakarta
Sementara itu, untuk total kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 445.190 orang,
Berdasarkan data di situs Satgas Covid-19, terjadi penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 39.165 kasus pada Rabu (16/2/2022).
Penambahan kasus aktif pun mengalami kenaikan dibandingkan Selasa (15/2/202) kemarin, yang berada di angka 30.168 kasus.
Untuk Provinsi Jawa Barat menjadi daerah tertinggi yang jumlah kasus aktif Covid1-19 mencapai 134.774 hingga Selasa ini.
Disusul DKI Jakarta, sebanyak 91.396 kasus aktif, sedangkan Jawa Tengah berada di urutan kelilma, yakni 24.733.
Sebaran Kasus Aktif Covid-19 di 34 Provinsi
Berikut ini sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia berdasarkan data dari laman resmi Covid19.go.id pada Rabu (16/2/2022):
1. Jawa Barat: 134.774
2. DKI Jakarta: 91.396
3. Banten: 64.567
4. Jawa Timur: 25.513
5. Jawa Tengah: 24.733
6. Bali: 19.091
7. DI Yogyakarta: 8.630
8. Sumatera Utara: 8.547
9. Papua: 6.728
10. Sulawesi Selatan: 6.449
11. Sumatera Selatan: 5.755
12. Kalimantan Timur: 5.574
13. Kalimantan Selatan: 5.325
14. Lampung: 5.204
15. Nusa Tenggara Barat: 4.177
Baca juga: Ternyata Ada Anggota Dewan Terpapar Covid-19 Saat Ikuti Proses Fit and Proper Test Calon KPU-Bawaslu
16. Sulawesi Utara: 3.744
17. Riau: 3.333
18. Sumatera Barat: 2.571
19. Maluku: 2.389
20. Papua Barat: 2.117
21. Kalimantan Barat: 1.947
22. Kalimantan Tengah: 1.897
23. Kepulauan Riau: 1.800
24. Sulawesi Tenggara: 1.689
25. Nusa Tenggara Timur: 1.478
26. Bangka Belitung: 1.418
27. Bengkulu: 968
28. Jambi: 850
29. Sulawesi Tengah: 830
30. Aceh: 555
31. Maluku Utara: 311
32. Kalimantan Utara: 263
33. Gorontalo: 245
34. Sulawesi Barat: 213
Luhut: Puncak Kasus Omicron Indonesia Belum Melebihi Delta Sejak 1 Januari 2022
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia belum melampaui Delta pada 2021.
Menurutnya, jika melihat kasus di negara lain, biasanya puncak Omicron tiga kali dari varian Delta.
Meski demikian, Luhut menyebut, pemerintah akan terus waspada.
"Sejak 44 hari dari 1 Januari 2022, puncak Omicron sampai saat ini belum melebih puncak Delta di tahun lalu."
"Padahal jika merujuk ke negara lain, biasanya pucak omicron 3-4 kali dari varian Delta," kata Luhut dalam Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas PPKM secara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, saat ini tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian jauh lebih rendah dari varian Delta.
Namun, Luhut mengingatkan, agar masyarakat tetap berhati-hati terhadap Omicron.
"Tapi ini juga tidak mengurangi tingkat kehati-hatian kita, namun juga tidak memberlakukan Omicron ini sama seperti periode Delta lalu," ucapnya.
Mengenai penambahan kasus di Jawa-Bali, kata Luhut, cukup melambat, berbeda dengan kondisi di luar Jawa-Bali.
"Penambahan kasus di Jawa Bali terlihat melambat, namun terjadi peningkatan kontribusi di luar Jawa-Bali," katanya.
Adapun dalam tujuh hari, Luhut menyebut, Provinsi Banten, Jawa Barat, dan Bali menjadi tiga provinsi yang tren kasusnya lebih tinggi dari puncak Delta.
Baca juga: Jepang Targetkan Agustus 2022 Semua Penduduk Telah Divaksinasi Booster
Selanjutnya, untuk tren kasus di DKI Jakarta mulai terlihat melewati puncaknya.
"Berita postifinya, tren kasus di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai menunjukkan menurun," jelas Luhut.
Namun, peningkatan kasus Covid-19 terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Meski begitu, masih di bawah puncak Delta.
Untuk itu, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak terlalu khawatir dan tetap waspada.
"Dari pengalaman kita, mereka yang terinfeksi Omicron tidak terlalu lama dan menjadi negatif kembali."
"Mereka hanya perlu isolasi mandiri, mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan, dan berada di rumah," ucap Luhut.
Ia menjelaskan, pasien Omicron sebagian besar orang tanpa gejala (OTG), bahkan mengalami gejala ringan.
Sementara itu, pasien yang bergejala berat hingga meninggal, terindifikasi komorbid, lansia, atau belum melakukan vaksinasi lengkap.
Sehingga, Luhut meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
Dikatakan, pasien Covid-19 yang meninggal, rata-rata adalah orang yang belum divaksinasi lengkap.
"Saya mohon, jangan ada rakyat diprovokasi untuk tidak mau divaksin, rata-rata orang yang meninggal adalah orang tidak divaksin lengkap, belum booster, komorbid, dan lansia."
"Kita punya tanggung jawab masing-masing," tegas Luhut.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Faryyanida Putwiliani)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona