Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 22 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten
Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 22 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Selasa (22/2/2022).
Diketahui, hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 57.491 kasus.
Sebelumnya, Senin (21/2/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 34.418 kasus.
Hal ini berarti terjadi penambahan lebih dari 20 ribu kasus.
Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 22 Februari 2022: Tambah 57.491 Positif, 38.474 Sembuh, 257 Meninggal
Bertambahnya 57.491 kasus hari ini menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 5.289.414 kasus.
Hal tersebut berdasarkan data yang diterima Tribunnews.com pada Senin pukul 16.59 WIB.
Sementara itu, pada hari ini terjadi penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 18.760 kasus.
Hal tersebut menjadikan total kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 549.431 kasus.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 22 Februari 2022: Tambah 57.491 Kasus Baru, Total 5.289.414 Positif
Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia berdasarkan data dari laman resmi covid19.go.id pada Selasa (22/2/2022):
- Jawa Barat: 177.642
- Banten: 66.289
- DKI Jakarta: 60.267
- Jawa Tengah: 39.135
- Jawa Timur: 33.485
- DI Yogyakarta: 17.630
- Sumatera Utara: 17.323
- Sulawesi Selatan: 14.876
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 21 Februari 2022: Tambah 34.418 Kasus Baru, Total 5.231.923 Positif
- Kalimatan timur: 13.900
- Bali: 12.838
- Lampung: 9.975
- Sumatera Selatan: 9.829
- Papua: 5.781
- Sulawesi Utara: 8.969
- Kalimantan Selatan: 6.489
Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 21 Februari 2022: Tambah 34.418 Positif, 39.929 Sembuh, 176 Meninggal
- Riau: 6.012
- Sumatera Barat: 4.838
- Kepulauan Riau: 4.431
- NTT: 4.159
- Kalimantan Barat: 3.995
- NTB: 3.900
Baca juga: Sebaran 34.418 Corona 21 Februari 2022, Tertinggi Jawa Barat dengan 8.105 Kasus
- Kalimantan Tengah: 3.616
- Papua Barat: 2.823
- Sulawesi Utara: 2.585
- Bangka Belitung: 2.491
- Bengkulu: 2.312
- Sulawesi Tengah: 2.393
- Maluku: 2.023
- Jambi: 1.732
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 dan Cara untuk Mengurangi Rasa Sakitnya
- Kalimantan Utara: 1.070
- Aceh: 839
- Maluku Utara: 758
- Gorontalo: 658
- Sulawesi Barat: 542
Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Booster
Cegah Penumpukan, Pemda Diminta Aktif Jemput Vaksin
Diwartakan Tribunnews.com, Pemerintah Daerah (Pemda) harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19.
Sehingga vaksin tidak menumpuk dan menghindari kedaluwarsa.
Anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati mengatakan, tata kelola vaksin harus terus dibenahi termasuk rantai distribusi.
Elva menambahkan, pemda provinsi harus segera melakukan koordinasi yang masif dengan pemda kabupaten/kota dan begitu sebaliknya sehingga tidak saling tunggu.
“Pemda harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi sehingga vaksin tidak menumpuk,” kata Elva Hartati dalam pernyataannya, Senin (21/2/2022).
Dia menuturkan, Covid-19 tidak bisa dianggap enteng walaupun banyak yang menyamakan dengan flu.
“Varian Omicron harus dipahami sebagai varian covid yang sangat mudah menular dan jika orang tua kita dan mereka yang mempunyai komorbid, akibatnya bisa sangat fatal, terutama bagi yang belum divaksin,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Komisi IX DPR tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi untuk protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk segera vaksin.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai pelaksanaan vaksinasi yang baik dan cepat hanya dapat terjadi jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
“Saat ini pemerintah pusat sudah baik dalam penyediaan dan alokasi stok vaksin,” kata Iwan.
Dia juga menilai pelaksanaan di kabupaten/kota sebagian besar sudah baik tetapi ada beberapa kabupaten/kota yang lambat vaksinasinya.
“Mereka ini yang perlu dipantau masalahnya apa dan solusinya seperti bagaimana. Pada rapat koordinasi mingguan, tiap kabupaten/kota yang cakupan rendah dibahas dan dicarikan solusi yang disepakati untuk segera dilaksanakan,” tutur Iwan.
Maka itu, menurut dia, jumlah orang yang divaksinasi harus terus dikejar.
Dia membeberkan data di Indonesia, baik saat periode Delta maupun Omicron menunjukkan orang yang belum divaksinasi, risiko untuk menjadi berat dan meninggal 5-15 kali (tergantung umur dan komorbid) lebih tinggi dari yang sudah divaksinasi 2 dosis.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Johnson Simanjuntak)