Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat, Orangtua Wajib Tahu Gejala dan Cara Mencegahnya

Dari 70 kasus covid-19 pada anak di awal Januari hingga 14 Februari sudah naik menjadi 350 kali lipat.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat, Orangtua Wajib Tahu Gejala dan Cara Mencegahnya
freepik.com
Ilustrasi Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berdasarkan data internal IDAI sedang terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar Jawa.

Demikian dikatakan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Selasa (22/2/2022).

Dari 70 kasus di awal Januari hingga 14 Februari sudah naik menjadi 350 kali lipat.

“Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat,” tutur dr. Piprim dalam Webinar Kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?” katanya. 

Ia mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi Covid-19, meski tak boleh menganggap remeh, karena berisiko pada masalah kesehatan yang fatal.

Baca juga: 141 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik 2 Dosis Vaksin Covid-19, Vaksin Booster 8 Juta

“Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan covid varian apapun,” terang dr. Piprim.

BERITA REKOMENDASI

Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak.

"Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif,” sambung dr. Piprim lagi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Fify Mulyani, MARS menjelaskan, pada umumnya untuk gejala pada bayi  meliputi kesulitan bernapas, batuk yang terus-menerus, disertai dengan nafas yang pendek.

Juga adanya penurunan intensitas buang air kecil, bayi menolak untuk disusui dan juga mengalami demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.

Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita gejala infeksi Omicron paling sering dilaporkan alami pilek, sakit kepala, demam dan yang paling umum adalah mengeluh sakit tenggorokan.


Untuk menjaga imunitas si kecil, dr. Sherly Indriani Head of Medical Affairs & CME Darya-Varia Laboratoria pun menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc.

Seperti diketahui, Zinc dan vitamin C baik sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama di masa pandemi.

“Memberikan vitamin C dan Zinc. Kami di PT Darya-Varia mempunyai produk dengan komposisi tersebut yang kami namakan Imunped" ujar dr. Sherly.

Selain itu, Indriyanti Rafi Sukmawati Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk menambahkan, penting untuk memeriksakan diri secara rutin.

Prodia memiliki misi untuk terus berkembang melayani masyarakat di tengah pandemi, termasuk melayani konsultasi melalui prodia mobile.

Serta Prodia Children Health Centre yang merupakan klinik khusus anak usia 0-18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia.

Vaksinasi pada Anak Terus Dipercepat

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Erna Mulati, MSc., CMFM menjelaskan, sebagai orang tua penting untuk menjaga kesehatan si kecil di masa pandemi ini lantaran anak merupakan aset berharga suatu bangsa.

“Anak adalah generasi penerus yang harus memiliki daya saing dan kualitas tinggi pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang merupakan kewajiban kita bersama dan juga pemerintah," ujar dr. Erna.

Tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6 persen untuk yang pertama, lalu 25,85 persen untuk dosis yang kedua.

Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73 persen dan dosis yang kedua adalah 72,7 persen.

Angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian.

Pemimpin Redaksi HerStory Indonesia, Clara Aprilia Sukandar menambahkan bahwa ada juga dampak buruk yang dialami perempuan di tengah pandemi.

Selain menjadi kaum yang paling rentan terpapar covid-19, peran perempuan selama pandemi ini sangatlah penting, seperti membangun rasa aman dan nyaman bagi keluarganya dan menjaga kesehatan keluarga, terutama anak yang rentan terpapar Covid-19.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas