Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Per 9 Maret 2022: Jawa Barat Terbanyak Catat 119.205 Kasus Aktif

Simak data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Rabu (9/3/2022).

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Per 9 Maret 2022: Jawa Barat Terbanyak Catat 119.205 Kasus Aktif
Financial Express
Ilustrasi Covid-19 - Simak data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Rabu (9/3/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Simak data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Rabu (9/3/2022).

Diketahui, kasus baru Covid-19 di Indonesia bertambah 26.336 pasien pada Rabu ini. 

Tambahan kasus Covid-19 hari ini mengalami peningkatan dibanding Senin (7/3/2022) kemarin, yang berada di angka 30.148 kasus.

Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 5.826.589 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam. 

Data tersebut berdasarkan update informasi dari situs Satgas Covid-19, covid19.go.id, Rabu sore.

Sementara itu, total kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak 417.219 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 ini berkurang yakni sebanyak 5.673 kasus.

Baca juga: Februari 2022, Pengantaran Pasien Covid-19 Memakai Ambulans di DKI Mencapai 1.105 Kali 

Berita Rekomendasi

Hari ini, Jawa Barat kembali menjadi daerah terbanyak penyumbang kasus aktif di Indonesia. 

Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 Provinsi Jawa Barat mencapai 119.205 kasus.

Disusul DI Yogyakarta, sebanyak 35.511 kasus aktif dan Jawa Tengah berada di urutan ketiga dengan jumlah kasus aktif sebanyak 35.465 kasus.

Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia per Rabu (9/3/2022):

1. Jawa Barat: 119.205

2. DI Yogyakarta: 35.511

3. Jawa Tengah: 35.465

4. DKI Jakarta: 28.216

5. Banten: 24.530

Baca juga: 320 Daerah di Luar Jawa Bali Terapkan PPKM Level 3

6. Sumatera Utara: 18.111

7. Jawa Timur: 15.542

8. Lampung: 14.251

9. Kalimantan Timur: 13.634

10. Sulawesi Selatan: 12.557

11. Papua: 11.069

12. NTT: 10.440

13. Kepulauan Riau:  8.348

14. Sulawesi Utara:  7.260

15. Sumatera Selatan: 6.834

16. Kalimantan Barat: 6.549

17. Sumatera Barat: 5.879 

18. Riau: 5.830

19. Sulawesi Tenggara: 5.027

20. Kalimantan Utara: 4.849

Baca juga: Kasus Covid-19 Melandai, Kepala BIN: Vaksinasi Tetap Harus Digencarkan

21. Bangka Belitung: 4.453

22. Bengkulu: 3.346

23. Kalimantan Tengah: 3.237

24. Kalimantan Selatan: 3.090

25. Jambi: 2.458

26. Bali: 2.449

27. Aceh: 2.134

28. Papua Barat: 1.517

29. Sulawesi Barat: 1.238

30. Nusa Tenggara Barat: 1.224

31. Sulawesi Utara: 1.007

32. Gorontalo: 847 

33.Maluku Utara: 825

34. Maluku: 237

Baca juga: Cita Citata Dipaksa Manggung Saat Masih Positif Covid-19, Bayangkan Jika Dituruti Bisa Sebar Virus

Update Perkembangan Covid: 50% Kematian karena Komorbid

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyebut separuh dari jumlah data pasien meninggal dunia merupakan pasien berkomorbid.

"(Sebanyak) 50 persen kematian di beberapa rumah sakit disebabkan karena pasien dengan Covid-19 yang mengalami komorbid berat sebelumnya."

"Separuh yang meninggal dengan komorbid tersebut terutama berusia lansia dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap."

Baca juga: Kasus Covid-19 Indonesia Masih Tinggi, Pemerintah Diminta Tak Buru-buru Ubah Pandemi ke Endemi

"Jadi tidak semua yang pasien meninggal karena Covid-19, tetapi juga ada yang meninggal karena Covid-19," jelas Dante dalam ratas Evaluasi PPKM yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/3/2022).

Hasil audit kematian di rumah sakit menunjukkan mayoritas kasus meninggal tersebut adalah lansia dengan komorbid berupa penyakit diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal.

Untuk itu, demi menekan angka kematian akibat Covid-19, Dante mengimbau kepada masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi lengkap.

Bahkan jika memungkinkan, masyarakat diminta untuk mengikuti vaksinasi booster.

"Vaksinasi terus kita kejar. Saat ini sudah mencapai lebih dari 54 persen penduduk di Indonesia sudah menerima vaksinasi lengkap."

"Kebijakan vaksinasi booster yang kita sudah revisi yang tadinya 6 bulan setelah vaksinasi kedua, sekarang sudah di revisi menjadi 3 bulan sesudah vaksinasi kedua."

Baca juga: Luhut: Jabodetabek dan Surabaya Raya Masuk PPKM Level 2, Sebut Kasus Harian Covid-19 Menurun

"(Sehingga dengan adanya vaksinasi booster) diharapkan bisa mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat," kata Dante.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Baca berita lain terkait Penanganan Covid

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas