Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ilmuwan Konfirmasi Temuan Varian Covid-19 Deltacron, Apakah Lebih Berbahaya?

Para ilmuwan telah mengonfirmasi adanya varian Covid-19 baru hibrida Delta-Omicron atau Deltacron. Apakah lebih berbahaya? Ini penjelasannya.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Ilmuwan Konfirmasi Temuan Varian Covid-19 Deltacron, Apakah Lebih Berbahaya?
boldsky.com
(Ilustrasi) Ilmuwan telah mengonfirmasi varian Covid-19 Deltacron. Ini penjelasan tentang tingkat keparahannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan telah mengonfirmasi adanya varian Covid-19 hibrida Delta-Omicron atau yang disebut Deltacron.

Deltacron adalah varian Covid-19 yang mengandung unsur Delta dan Omicron.

Dengan kata lain, Deltacron mengandung gen dari kedua varian, menjadikannya sebagai virus rekombinan.

Dikutip dari Live Science, temuan kasus Deltacron tersebut dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, menurut sebuah makalah yang diunggah ke database pracetak medRxiv pada 8 Maret 2022.

Kasus tersebut telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.

Kemudian menurut database internasional GISAID, kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda.

Baca juga: Pakar Epidemiologi Menduga Deltacron Merupakan Varian Re-kombinan

Baca juga: Dari Demicron ke Deltacron, Benarkah Ada Gabungan Varian Delta dan Omicron? Ini Ulasan Ahli

Sementara mengutip Fortune, Laboratorium Helix yang berafiliasi dengan Pusat Pengendalian Penyakit AS, yang berbasis di San Mateo, California juga menemukan dua kasus unik hibrida Delta-Omicron ketika mengurutkan hampir 30.000 sampel positif Covid-19 yang diperoleh dari individu AS antara November dan Februari, menurut penelitian yang diterbitkan ke server pracetak untuk makalah ilmu kesehatan yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, yang didirikan oleh Yale University dan The British Medical Journal.

Berita Rekomendasi

Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi 20 kasus di mana individu terinfeksi Delta dan Omicron pada saat yang sama, termasuk satu kasus yang termasuk virus rekombinan tingkat rendah.

Dua kasus koinfeksi telah dilaporkan dalam penelitian lain yang saat ini sedang ditinjau, kata penulis penelitian.

Leondios Kostrikis, ahli virus di Universitas Siprus, mengumumkan pada 7 Januari bahwa dia telah mengidentifikasi beberapa yang disebut rekombinan Deltacron.

Timnya mengunggah 25 urutan ke GISAID, sebuah organisasi penelitian internasional yang melacak perubahan Covid dan virus flu, hari itu, dan 27 lainnya beberapa hari kemudian, menurut artikel Nature 21 Januari berjudul Deltacron: the story of the variant that wasn't.

Sementara itu, beberapa ahli memperingatkan, dengan banyak yang bersikeras bahwa rekombinan belum lahir, tetapi urutan yang ditemukan kemungkinan merupakan produk kontaminasi laboratorium.


Tapi, para penentang itu salah.

Pemimpin teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia, Dr. Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi penyakit menular, membahas varian tersebut pada briefing media hari Rabu, mengakui adanya campuran Delta, juga dikenal sebagai AY.4, dan Omicron, juga dikenal sebagai BA.1.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas