Luhut Sebut Penurunan Angka Kematian Covid-19 Berjalan Lambat, Terutama di Jateng
Luhut Binsar Pandjaitan sebut tingkat penurunan angka kematian akibat Cvid-19 berjalan lambat, terutama di Jawa Tengah.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut tren kasus Covid-19 di Jawa-Bali terus turun signifikan.
Dikatakannya, hari ini, Senin (14/3/2022), penambahan kasus harian Covid-19 secara nasional tercatat di bawah angka 10 ribu.
Tingkat rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit juga melandai.
Hal itu dia sampaikan dalam konferensi pers terkait hasil rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (14/3/2022).
"Hari ini, jumlah kasus di bawah 10 ribu. Sementara, jumlah kesembuhan lebih dari 39 ribu. Hal tersebut sejalan dengan penurunan kasus dan rawat inap seluruh wilayah provinsi Jawa dan Bali cukup signifikan," ucap Luhut, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Tim Mitigasi IDI: 751 Dokter Gugur Selama Pandemi Covid-19, Terbanyak di Jawa Timur
Imbas penurunan tren kasus, wilayah Jawa-Bali yang masuk PPKM level 2 makin bertambah di minggu ini.
Kendati demikian, kata Luhut, angka kematian Covid-19 di Jawa-Bali turun secara lambat.
Adapun pasien yang meninggal, mayoritas disertai penyakit bawaan (komorbid) dan belum divaksinasi lengkap.
Ia pun mengimbau pasien Covid-19 yang memiliki komorbid untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
"Pemerintah memberikan perhatian lebih pada tingkat penurunan angka kematian berjalan cukup lambat, utamanya di wilayah Jawa Tengah," kata dia.
"Sekali lagi, saya mengingatkan bagi masyarakat yang memiliki krobodi atau lansia, segera dirawat di rumah sakit jika positif Covid-19," sambungnya.
Baca juga: Kemnaker Ungkap Skema Welfare to Work dalam Mengatasi Dampak COVID-19 di Sektor Ketenagakerjaan
Selain itu, Luhut juga mengungkap jumlah testing Covid-19 juga alami penurunan.
Hal ini seiring dengan dikeluarkannya kebijakan perjalanan domestik tak wajib tes PCR atau antigen.
"Untuk mendapatkan identifikasi kasus dengan cepat, pemerintah minta seluruh daerah untuk kembali memperkuat kapasitas testing dan tracing. Ini berdampak kepada positivity rate kita jadi tinggi," jelasnya.