Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran 4.857 Kasus Corona Indonesia 25 Maret 2022: Tertinggi Jawa Barat, Disusul DKI Jakarta

Inilah update informasi sebaran konfirmasi virus corona di 34 provinsi di Indonesia, Jumat (25/3/2022).

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Sebaran 4.857 Kasus Corona Indonesia 25 Maret 2022: Tertinggi Jawa Barat, Disusul DKI Jakarta
Freepik
Update Covid-19 Indonesia: Sebaran 4.857 Kasus Corona Indonesia 25 Maret 2022: 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah update informasi sebaran konfirmasi virus corona di 34 provinsi di Indonesia, Jumat (25/3/2022).

Hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 4.857 kasus.

Sebelumnya, Kamis (24 /3/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 5.808 kasus.

Bertambahnya 4.857 kasus menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 5.991.687 kasus.

Hal tersebut berdasarkan data dari Satgas Covid-19 yang diterima Tribunnews.com pada Jumat pukul 16.07 WIB.

Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 25 Maret 2022: Tambah 4.857, Sembuh 14.710, Meninggal 120 Orang

Dari data Satgas Covid-19, wilayah Jawa Barat memiliki tingkat kasus konfirmasi tertinggi dengan mencatatkan 1.125 orang.

Jumlah penambahan harian di wilayah ini mengalami penurunan daripada hari sebelumnya, yakni 1.229 orang.

Berita Rekomendasi

Provinsi selanjutnya penyumbang konfirmasi positif Covid-19 yakni Provinsi DKI Jakarta dengan 890 orang, jumlah ini turun dari sebelumnya sebanyak 1.067 orang.

Provinsi ketiga yakni Jawa Tengah yang mencatatkan 501 orang, sedangkan posisi keempat ada Banten dengan 338 orang.

Urutan kelima adalah Provinsi Jawa Timur dengan jumlah korban sebanyak 303 orang.

Baca juga: Meski Kasus Covid Menurun, Asabri Tetap Bagi-bagi 2.000 Masker di Pasar

Berikut rincian data sebaran jumlah konfirmasi positif Covid-19 dari Satgas Covid-19, Jumat (25/3/2022):

JAWA BARAT 1.125

DKI JAKARTA 890

JAWA TENGAH 501

BANTEN 338

JAWA TIMUR 303

NUSA TENGGARA TIMUR 239

DI YOGYAKARTA 196

Baca juga: Prosesnya Diringkas, Moeldoko Pastikan Pembayaran Klaim Covid-19 Tahun Ini Segera Tuntas

KALIMANTAN BARAT 148

LAMPUNG 122

SULAWESI TENGAH 120

SUMATERA UTARA 101

KALIMANTAN TIMUR 95

RIAU 77

SUMATERA BARAT 66

Baca juga: Pemerintah Kota Serang Gelar Vaksinasi Covid-19 Selama Ramadan

BALI 66

SULAWESI SELATAN 66

KALIMANTAN TENGAH 58

ACEH 57

BANGKA BELITUNG 51

KALIMANTAN UTARA 39

KEPULAUAN RIAU 38

Baca juga: Survei Serologi Sebutkan Antibodi Indonesia 86,6 Persen, Satgas Covid-19 Ingatkan Tetap Waspada

SUMATERA SELATAN 23

SULAWESI UTARA 22

JAMBI 21

KALIMANTAN SELATAN 19

BENGKULU 15

MALUKU UTARA 14

PAPUA 13

Baca juga: Vaksin Booster Covid-19 Sudah Diterima 18,2 Juta Orang di Indonesia

SULAWESI TENGGARA 12

SULAWESI BARAT 10

GORONTALO 7

PAPUA BARAT 3

NUSA TENGGARA BARAT 2

MALUKU 0

Baca juga: Update Covid-19 Global 25 Maret 2022: Total Kasus Baru di Seluruh Dunia 1.683.925

Aturan Tidak Diperketat Bukan Berarti Kondisi Pandemi Covid-19 Telah Aman

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan jika kondisi pandemi saat ini jangan disalahartikan.

"Jangan disalahartikan. Tidak perlu diperketat bukan berarti tidak ada pembatasan. Tapi dalam level yag tidak seketat dulu, protokol kesehatan tetap akan ada," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (25/3/2022).

Ia pun mengingatkan beberapa hal yang mesti dilakukan saat menyambut bulan Ramadan. Di antaranya seperti tetap memakai masker dan salat pun bisa berdekatan.

Jika dibandingkan dengan dahulu, saat salat tetap menjaga jarak, setidaknya satu meter setidaknya. Namun untuk sekarang ini, Dicky menyebutkan jika tanpa jarak dapat memungkinkan.

Baca juga: Mengapa Penyakit Komorbid Diabetes Melitus Dapat Memperparah Pasien Covid-19?

Tapi tetap menggunakan masker karena risiko tertular dan menulari masih cukup tinggi. Selain itu masker yang digunakan memiliki standar terbaik, misalnya masker KN 95.

Selain itu diperlukan regulasi berbasis setting. Misalnya pengaturan untuk lanjut usia. Saf diisi dengan kelompok yang sama yaitu sama-sama orangtua.

"Orang berisiko tinggi dengan orang berisiko tinggi. Mereka berada di jajaran depan, misalnya. Kemudian pengaturan ventilasi dan sirkulasi tetap ada," katanya menambahkan.

Baca juga: Pakar Epidemiologi Bicara Pentingnya Membangun Komunikasi Risiko dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

"Jadi bukan tidak ada. Hanya tidak seketat dulu. Saya harus menempatkan secara proporsional. Jangan sampai sudah bebas kita. Karena itu berbahaya sekali," tegasnya.

Ia pun mengingatkan jika cakupan vaksinasi Covid-19 yang tinggi, tidaklah menjamin. Pandemi Covid-19 belum berakhir, dengan kata lain situasi kritis belum usai.

"Fase akut dari pandemi ini belum terlampaui. Baik secara global dan nasional. Dan ini tampaknya harus bersabar sampai pertengah tahun ini kita lihat," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas