Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Senin, 28 Maret 2022: Jawa Barat Terbanyak, DIY Urutan Kelima
Pemerintah merilis data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Jawa Barat tertinggi, Senin (28/3/2022).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah merilis data sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Senin (28/3/2022).
Hari ini, Jawa Barat masih menjadi wilayah terbanyak penyumbang kasus aktif di Indonesia.
Diketahui, data penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 2.798 pasien hari ini, Senin (28/3/2022).
Tambahan kasus Covid-19 ini pun ini mengalami penurunan dibanding Minggu (27/3/2022), yang berada di angka 3.077 kasus.
Kini, total kasus infeksi corona di Indonesia sebanyak 6.001.751 hingga sore ini.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Lockdown Kota Shanghai Secara Bergiliran
Sementara itu, untuk total kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebanyak 122.014 orang.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19, terjadi penurunan kasus aktif Covid-19 sebanyak 7.607 kasus pada Senin (28/3/2022).
Adapun Provinsi Jawa Barat menjadi daerah terbanyak yang jumlah kasus aktif Covid-19 mencapai 31.946 hingga Senin ini.
Disusul Jawa Tengah, sebanyak 16.924 kasus aktif, sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta berada di urutan kelima, yakni 9.441.
Sebaran Kasus Aktif Covid-19 di 34 Provinsi
Berikut ini sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia berdasarkan data dari laman resmi Covid19.go.id pada Senin (28/3/2022):
1. Jawa Barat: 31.946
2. Jawa Tengah: 16.924
3. Papua: 11.981
4. Lampung: 9.657
5. DIY: 9.441
6. DKI Jakarta: 7.221
7. Banten: 5.101
8. NTT: 3.635
9. Sumatera Barat: 3.272
10. Jawa Timur: 2.060
11. Kepulauan Riau: 2.052
12. Sumatera Utara: 1.974
13. Kalimantan Utara: 1.832
14. Sulawesi Selatan: 1.723
15. Sulawesi Tenggara: 1.723
Baca juga: 20 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Booster Covid-19
16. Aceh: 1.479
17. Riau: 1.214
18. Sumatera Selatan: 1.101
19. Kalimantan Timur: 1.076
20. Bangka Belitung: 878
21. Kalimantan Barat: 872
22. Kalimantan Tengah: 834
23. Bengkulu: 710
24. Bali: 633
25. Sulawesi Utara: 491
26. Maluku Utara: 478
27. Jambi: 420
28. Gorontalo: 332
29. Kalimantan Selatan: 309
30. Sulawesi Barat: 276
31. Sulawesi Tenggara: 235
32. Nusa Tenggara Barat: 180
33. Papua Barat: 108
34. Maluku: 65
Masyarakat Perlu Waspadai Sub Varian Omicron BA.2 Jelang Ramadhan
Diberitakan Tribunnnews.com, secara data global, sub varian Omicron yaitu BA.2 kini tengah menjadi perhatian dan berpotensi menjadi ancaman yang dapat memperburuk situasi.
Hal tersebut, disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Menurutnya, kondisi lonjakan kasus telah terjadi di beberapa wilayah di dunia.
Di antaranya seperti Eropa, Cina, Hongkong dan Korea.
Sehingga, diprediksi sekitar dua hingga minggu ke depan akan ada lonjakan kasus di Amerika dan India.
"Di antara BA.2 dan Deltacron, BA.2 ini yang harus kita waspadai saat ini. Bukan berarti Deltacron diabaikan.
"Tapi secara data, fakta, itu BA.2 yang Indonesia bisa berpotensi menyebabkan lonjakan baru," katanya kepada Tribunnews, Jumat (25/3/2022).
Meskipun, lanjut Dicky, gelombang baru tidak sebesar varian Omicron.
Di sisi lain cenderung akan berdampak pada daerah tertentu, terutama cakupan daerah yang vaksinasi Covid-19 masih belum memadai khusus dosis dua dan booster.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Lockdown Kota Shanghai Secara Bergiliran
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus menjadi catatan, apalagi menjelang aktivitas bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Sub varian BA.2 ini pun menjadi salah satu yang patut diwaspadai.
Mengingat, cakupan vaksinasi Covid-19 masih rendah di beberapa daerah.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, yakni mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 untuk dosis dua dan tiga atau booster.
Upaya ini terhitung cukup membantu merendam lonjakan kasus.
Khususnya, pada kelompok rawan seperti orang lanjut usia dan mereka yang memiliki komorbid.
Catatan Redaksi:
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona