Jadi Vaksin Booster Covid-19, Zifivax Diproduksi Perdana di Dalam Negeri Mulai 1 April 2022
Rencananya produksi Vaksin Covid-19 Zifivax akan dimulai pada Jumat, 1 April 2022.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana produksi Vaksin Covid-19 Zifivax akan dimulai pada 1 April 2022.
PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia (Biotis), PT Jakarta Biophramaceuticals Industry (JBio), dan perusahaan China Anhui Zifei Loncom bekerjasama dalam pengadaan vaksin.
"Produksi Zifivax kami tujukan untuk masyarakat yang belum mendapatkan suntikan booster dan menginginkan diberikan vaksin booster dengan jenis vaksin yang halal dan bersih," ujar Direktur Pemasaran JBio Chairuddin melalui keterangan tertulis, Kamis (31/3/2022).
Menurut Chairuddin, pemerintah perlu menyediakan vaksin berkualitas dan halal untuk kebutuhan masyarakat muslim di Indonesia.
Zifivax juga termasuk vaksin halal sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 9 Oktober 2021.
Baca juga: Ketua Satgas Covid-19: Aturan Perjalanan Mudik Lebaran 2022 Segera Terbit
"Tentu kita sangat mendukung pemerintah dalam melayani kebutuhan masyarakat akan vaksin berkualitas, halal dan bersih di Indonesia," tutur Chairuddin.
Sementara itu, Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman mengatakan bahan baku bulk vaccine tiba dari Anhui China di lokasi pabrik PT Biotis pada Selasa, 29 Maret 2022.
Ini merupakan bulk vaccine kedua yang diterima Indonesia setelah Sinovac.
Selain kedua vaksin tersebut, vaksin Covid-19 yang dipakai di Tanah Air didatangkan dalam bentuk jadi.
Bulk vaccine ini selanjutnya akan segera diproses menjadi finished vaccine oleh putra-putri Indonesia di bawah supervisi dari Tim Anhui China, yang sudah sekitar satu bulan berada di lokasi pabrik PT Biotis.
Komisaris Utama PT Biotis Osbal Saragi Rumahobo mengatakan, kolaborasi tiga perusahaan ini merupakan kerja sama strategis.
Baca juga: Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Kamis, 31 Maret 2022: Jawa Barat Terbanyak, DIY Urutan Kelima
"Sebagai perusahaan swasta nasional, kami ingin membantu pemerintah dalam mempercepat ketahanan vaksin dengan cara membangun industri atau pabrik di dalam negeri," tutur Osbal Saragi.
Tahap awal akan dimulai dari pengembangan vaksin Covid-19 dan secara bertahap akan dilanjutkan dengan kolaborasi produksi berbagai jenis vaksin.