Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menkes Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 Bukan Karena Hari Besar Keagamaan, Dipicu Varian Baru

Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jika perayaan Natal dan tahun baru, beserta hari Raya IdulFitri tahun lalu terjadi kenaikan kasus Covid-19.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Menkes Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 Bukan Karena Hari Besar Keagamaan, Dipicu Varian Baru
Tangkap Layar Youtube Sekretariat Presiden
Menkes Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 Bukan Karena Hari Besar Keagamaan, Dipicu Varian Baru 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jika perayaan Natal dan tahun baru, beserta hari Raya IdulFitri tahun lalu terjadi kenaikan kasus Covid-19.

Dan menurut pengamatan pemerintah, ini terjadi antara hari ke-27 sampai hari 34.

Baca juga: Menkes Ungkap Kronologi Masuknya Sub Varian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia 

Berbeda dengan saat ini, Budi menyebutkan pihaknya mengamati kenaikan kasus baru terjadi hari ke 40.

Lalu, Budi menyebutkan jika pemerintah melihat setiap kali terjadi lonjakan di setiap negara, penyebabnya bukan hari raya keagamaan besar.

Varian omicron dari coronavirus seperti hasil pengamatan dari mikroskop.
Varian omicron dari coronavirus seperti hasil pengamatan dari mikroskop. (NATIONAL INSTITUTE OF INFECTIOUS DISEASES/VIA KYODO/JAPAN TIMES)

"Lebih disebabkan karena adanya varian baru. Jadi kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru. Ini juga terjadi sama dengan negara luar Indonesia yang hari raya keagmaannya berbeda dengan kita," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Senin (13/6/2022).

Setiap kali varian baru muncul, maka terjadi kenaikan kasus Covid-19.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain Budi menyebutkan jika pemerintah membebaskan tidak memakai masker di luar ruang.

Baca juga: Subvarian BA.4 dan BA.5 Meningkat, Bisa Picu Gelombang Baru Covid-19? Ahli Sebut Faktor Penentunya

Kata Budi, salah satu kriteria transisi pandemi ke endemi yang paling penting adalah kontrol diri.

Protokol kesehatan menjadi suatu kebiasaan masing-masing masyarakat. Bukan sesuatu yang dipaksakan pemerintah.

Muhammad Sukron saat layani pembeli masker di lapaknya yang berlokasi di depan Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, Senin (23/5/2022) sore.
Muhammad Sukron saat layani pembeli masker di lapaknya yang berlokasi di depan Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, Senin (23/5/2022) sore. (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

"Kalau sudah menjadi kebisaan yang disadari masyarakat, itu menjadi saat yang tepat transisi bisa terjadi. Jadi arahannya kita berikan adalah di luar tidak usah memakai masker," papar Budi lagi.

Sedangkan di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi, dan ruangan ber-AC disarankan memakai masker. Lalu jika di luar ruangan ada kerumunan, ada yang batuk, dan merasa tubuh tidak sehat dianjurkan pakai masker.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Penyakit Baru seperti Covid-19

"Keputusan tidak paksa karena ini proses pendidikan juga. Dimana tanggung jawab menjaga kesehatan pribadi. Prokes itu menjadi tanggungjawab masing-masing individu," tutupnya.

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Picu Gelombang Baru Covid-19?
Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia terus meningkat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas