Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Subvarian BA.4 dan BA.5 Meningkat, Bisa Picu Gelombang Baru Covid-19? Ahli Sebut Faktor Penentunya

Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia terus meningkat.Apakah bisa picu gelombang baru covid-19?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Subvarian BA.4 dan BA.5 Meningkat, Bisa Picu Gelombang Baru Covid-19? Ahli Sebut Faktor Penentunya
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron.Subvarian BA.4 dan BA.5 Meningkat, Bisa Picu Gelombang Baru Covid-19? Ahli Sebut Faktor Penentunya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia terus meningkat. Apakah bisa picu gelombang baru covid-19?

Jika semula dilaporan 4 kasus di Bali pada pekan lalu, kini bertambah menjadi 8, serta 12 kasus sedang dianalisa.




Pakar kesehatan FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kondisi ini perlu diwaspadai. Apakah bisa picu gelombang baru covid?

Baca juga: Tidak Hanya untuk Covid-19, PCR Test Punya Peran Penting Deteksi Monkeypox

"Jadi dalam beberapa hari sudah menjadi 20 dari 4 orang awalnya, naik 5 kali lipat," kata dia dalam pesan tertulis yang diterima, Selasa (14/6/2022).

Lebih lanjut ia mengatakan, subvarian tersebut diperkirakan akan menjadi dominan di Eropa dalam minggu-minggu mendatang.

Varian omicron dari coronavirus seperti hasil pengamatan dari mikroskop.
Varian omicron dari coronavirus seperti hasil pengamatan dari mikroskop. (NATIONAL INSTITUTE OF INFECTIOUS DISEASES/VIA KYODO/JAPAN TIMES)

Adapun peningkatan kasus tergantung pada dua faktor.

BERITA TERKAIT

Pertama, proteksi imunitas.

"Ini tergantung cakupan dan kapan waktu vaksinasi sebelumnya untuk tenaga kesehatan kita sudah di booster lebih dari 6 bulan yang lalu" ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Varian Omicron BA.4 dan BA.5, Gejalanya hingga Asal Muasal

Kedua, gambaran atau landscape dari gelombang yang terjadi sebelumnya.

"Secara umum memang tidak ada bukti ini lebih parah, tetapi harus amat diwaspadai peningkatan hospitalisasi (dan ICU) pada mereka yang berusia di atas 60 atau 65 tahun," ungkap Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama (HO/TRIBUNNEWS)

Sejauh ini, masih dikumpulkan data tentang efektifitas obat monoclonal antibodies (mAb) pada pasien BA.4 dan BA.5.

"Apakah efeknya sedikit menurun atau tetap saja masih diteliti," imbuhnya.

Diketahui, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa atau ECDC meningkatkan klasifikasi BA.4 and BA.5 dari variants of interest menjadi variants of concern (VOC) pada 12 Mei 2022.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas