Sub Varian BA.4 dan BA.5 Dapat Sebabkan Infeksi Berulang
Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menyebut, keberadaan sub varian Omicron yaitu BA.4 dan BA.5, harus diwaspadai dengan sangat serius.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan sub varian Omicron yaitu BA.4 dan BA.5, harus diwaspadai dengan sangat serius.
Hal ini disampaikan oleh pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
"Karena dia jauh lebih mudah menginfeksi karena mengambil mutasi dari Delta yang bisa membuat mudah terikat pada reseptor HC 2," paparnya pada Tribunnews, Sabtu (18/6/2022).
Kemudian, dia juga ada mutase F486V yang membuat sub varian ini sangat lincah dan dapat menghindari respon imunitas dan antibodi.
Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Omicron BA.4 dan BA.5, Demam hingga Diare
Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 Varian BA.4 dan BA.5 Diprediksi Terjadi Bulan Depan
Dan akhirnya berdampak menurunkan efikasi hingga cukup jauh lebih efektif dibandingkan sub varian lain.
Pandai menyiasati antibodi yang terbentuk. Baik antibodi dari vaksin atau akibat terinfeksi.
Kombinasi ini yang menyebabkan dia mudah bersirkulasi di tengah negara-negara yang padahal sudah memiliki modal imunitas sudah jauh lebih baik.
"Karena BA.4 dan BA.5 ini juga bisa menyebabkan infeksi ulang. Orang yang sudah terinfeksi varian sub varian sebelumnya mudah terinfeksi," paparnya lagi.
Kabar baiknya, pada orang sudah memiliki imunitas, khususnya tiga dosis atau hybrid yaitu sudah dua dosis sekaligus terinfeksi, khususnya infeksi Delta, ini dapat menjadi barrier.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 18 Juni 2022: Tambah 1.264 Kasus, 523 Orang Sembuh
Baca juga: Sebaran Kasus Corona, Sabtu 18 Juni 2022: DKI Jakarta Tertinggi, Sumbang 733 Kasus
Ditambah dengan populasi usia muda pada suatu negara.
Hal ini cukup bisa menjadi benteng, sehingga kasus infeksi yang menimpa mereka tidak bergejala atau bergejala ringan.
Di sisi lain, harus diperhatikan jika mereka yang terinfeksi, bisa menyebabkan orang sekitarnya tertular.
Ini terjadi ketika tidak menerapkan perilaku yang mengurangi potensi penyebaran.
"Seperti tidak memakai masker, aktivitas mobilitas tinggi, tanpa memperdulikan keramaian dan sebagainya," tutup Dicky.