Pakar Epidemiologi Nilai PPKM Level 2 Sebagai Payung Strategi Pengendalian Covid-19
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan pemberlakuan PPKM Level 2 menjadi pengingat masyarakat dan dunia usaha bahwa pandemi masih ada
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan pemberlakuan PPKM Level 2 menjadi pengingat masyarakat dan dunia usaha bahwa pandemi masih ada.
Ia mendukung langkah pemerintah mengetatkan kembali aktivitas masyarakat yang mulai lalai.
"PPKM Level 2 ini fungsinya sebagai payung strategi pengendalian Covid-19, perlu adanya penguatan," kata Dicky kepada Tribun, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Pelaksanaan WFO Dibatasi 75 Persen di Wilayah PPKM Level 2, Ini Daftar Kotanya
Dicky menyampaikan darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional ini semestinya tidak boleh dipandang remeh.
Dia sangat menyayangkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai kembali berkerumun, makan beramai-ramai, dan termasuk melupakan masker sebagai proteksi.
"Yang tadinya mungkin 100 persen kapasitas makan harus dikurangi, jadi hal ini memang kita dituntut tidak boleh abai," katanya.
Menurut Dicky, pemerintah harus kembali membangun strategi komunikasi risiko kepada masyarakat bahwa situasi masih sangat rawan.
Dia mengingatkan pentingnya kolaborasi setiap komponen untuk menjaga protokol kesehatan dan memeroleh dosis ketiga vaksinasi.
"Perlu kesadaran masyarakat apabila terindikasi positif untuk menjalani masa karantina bukan memaksakan diri masuk kantor," imbuhnya.
Baca juga: PPKM Jawa Bali Diperpanjang hingga 1 Agustus, Jabodetabek Naik Level 2, Ini Aturan Lengkapnya
Pesan pentingnya, urai Dicky, perubahan perilaku harus terus dilakukan ke depan karena dunia tidak akan lebih baik tanpa penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Dicky mencermati kasus infeksi varian BA.4 dan BA.5 semakin meluas ke berbagai negara di dunia.
"Jadi infeksi ini berbeda dengan dengan kesakitan yang perlu dirawat di rumah sakit hingga kasus kematian," ucap dia.
Dia khawatir tanpa kesadaran perilaku masyarakat subvarian BA.2.75 Omicron yang merupakan mutasi dari BA 2 bisa membuat lonjakan lebih tinggi.
Baca juga: Jakarta Masuk ke PPKM Level 2 Lagi, Anies Baswedan Koordinasi dengan Pemerintah Pusat