Muncul Lagi Subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus, Sudah Terdeteksi di 10 Negara
Kemunculan subvarian Omicron baru yakni BA.2.75 atau yang dijuluki 'Centaurus' yang pertama kali diidentifikasi di India dikhawatirkan lebih menular.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
![Muncul Lagi Subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus, Sudah Terdeteksi di 10 Negara](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/penampakan-varian-omicron.jpg)
Dalam analisisnya yang dikutip MedPage Today, ilmuwan Austria Ulrich Elling menunjukkan bahwa India sepertinya memiliki varian omicron asli yang menyebar ke AS dan mendorong kenaikan kasus Covid-19 di Utah pada musim dingin lalu.
Sehingga, menurut Elling, ini menunjukkan bahwa subvarian BA.2.75 mampu menghindari kekebalan dari subvarian lain yang mengikuti.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mengonfirmasi bahwa ada dua kasus BA.2.75 terdeteksi di AS dan sampel uji pertama di mana subvarian muncul dalam pengurutan genom dikumpulkan pada 14 Juni.
Namun karena begitu sedikit kasus BA.2.75 yang telah diidentifikasi di Amerika Serikat, subvarian ini belum dilacak di situs web CDC.
WHO mengatakan, BA.2.75 sebenarnya subvarian dari subvarian omicron BA.2 yang lebih dikenal sebagai "omikron siluman", yang pertama kali muncul di India pada bulan Mei.
Sementara ini, BA.2.75 menunjukkan bahwa subvarian ini memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan strain lain.
![Penelitian tersebut mencatat varian Omicron pertama kali dillaporkan di Amerika Serikat (AS) pada 1 Desember 2021. Omicron dengan cepat menjadi strain dominan dari SARS-CoV-2, pada Sabtu (25/12/2021).
Meski rawat inap Covid-19 lebih umum ditemui pada orang dewasa, infeksi juga menyebar pada anak-anak dan remaja.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wabah-omicron-pertama-dilaporkan-as-1-desember-2021.jpg)
Baca juga: Update Covid-19 Global 13 Juli 2022: Total Infeksi Covid-19 562,6 Juta Kasus, Total Pulih 535,2 Juta
Baca juga: Lakukan Uji Klinis Fase Tiga Vaksin Covid-19 BUMN, Bio Farma Tunggu EUA dan Hasil Audit Halal
Namun Marc Johnson, seorang profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di fakultas kedokteran University of Missouri, mengatakan kepada MedPage Today bahwa ia belum tahu seberapa menular atau parah BA.2.75.
Johnson mengatakan, vaksin Covid-19 akan memberikan perlindungan terhadap virus terbaru.
"Kita harus khawatir, ya, tapi kita tidak boleh panik," kata Johnson.
"Garis keturunan ini memiliki peluang bagus untuk meningkatkan infeksi dan menjadi garis keturunan dominan baru, tetapi tidak mungkin menyebabkan gelombang besar seperti yang dilakukan omicron," jelasnya.
Selain vaksinasi, rencana jangka panjang harus mencakup langkah-langkah varian-agnostik untuk mencegah infeksi dan infeksi ulang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)