Kasus Covid-19 Masih Naik Turun, Status Pandemi Indonesia Belum Bisa Berubah Jadi Endemi
Saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) karena angka kasusnya yang masih naik turun, meskipun sempat mengalami penurunan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) karena angka kasusnya yang masih naik turun, meskipun sempat mengalami penurunan beberapa saat.
Sementara itu, dunia saat ini sedang bersiap untuk mengubah status pandemi menjadi endemi, karena banyak negara kini mulai bisa mengendalikan kasus infeksi virus ini.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Dokter Spesialis Paru sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K)., mengatakan saat berbicara mengenai 'endemi', semua orang harus memahami makna dibalik kata itu.
Ia menjelaskan, saat status Covid-19 tiap negara berubah dari pandemi menjadi endemi, maka jangan diartikan bahwa kasus positifnya benar-benar 'nol'.
"Jangan beranggapan bahwa endemi itu kasusnya nggak ada," kata Dr. Erlina, dalam virtual media briefing bertajuk 'Update Kasus Covid dan Cacar Monyet dari PB IDI', Jumat (26/8/2022).
Dr. Erlina pun menuturkan bahwa ada sejumlah penyakit yang sejak lama telah berstatus endemi, seperti influenza hingga malaria.
Baca juga: Apakah Monkeypox Bisa Menyebar Secepat Covid-19? Begini Kata Ahli Epidemiologi
Hal itu karena kasus pada penyakit-penyakit tersebut memang tetap muncul, namun angkanya masih terkendali, tidak naik maupun turun secara signifikan seperti Covid-19.
"Influenza saat ini endemi, malaria endemi, jadi yang dimaksud dengan endemi adalah bahwa penyakitnya tetap ada, tetapi penyebarannya terkendali," jelas Dr. Erlina.
Oleh karena itu, untuk mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi, diperlukan kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.
"Nah itu semua perlu kerja sama, jadi kapan Indonesia endemi? Ya tergantung kita," papar Dr. Erlina.
Menurutnya, jika seluruh masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat, cakupan vaksinasi meluas serta disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, maka status pandemi pun dapat berubah menjadi endemi.
"Kalau kita bisa mengendalikan virus ini, artinya (kasusnya) ada tapi jumlahnya terkendali, nggak naik tinggi kemudian turun naik lagi. Kalaupun naik ya hanya riak-riak saja, lalu kembali lagi ke kondisi yang terkendali ya. Jadi kondisi terkendali adalah kalau kita lihat grafik, grafiknya itu relatif flat," jelas Dr. Erlina.
Ia pun tidak memungkiri bahwa beberapa bulan lalu, kasus positif di Indonesia sempat mengalami grafik yang relatif flat.
Namun saat ini, angka positif pun kembali meningkat, sehingga status endemi pun belum bisa dipastikan.
"Dulu kita hampir endemi, saya ingat bulan April itu flat banget itu, bahkan pernah dibawah 300-an dari hari ke hari. Tapi kan sekarang udah mulai rimbun lagi. Nah jadi memang tergantung kita-nya," tutur Dr. Erlina.
Terkait upaya dalam mengubah status pandemi menjadi endemi ini, kata dia, PB IDI terus mengingatkan agar masyarakat siap hidup berdampingan dengan Covid-19.
Langkah yang dapat dilakukan untuk bisa 'hidup berdampingan' dengan virus ini pun harus terus diterapkan, seperti meningkatkan cakupan vaksinasi maupun vaksin tambahan (booster), hingga disiplin dalam pengimplementasian protokol kesehatan.
"Makanya kami dari PB IDI mengatakan ya kita harus siap-siap hidup berdampingan dengan Covid tapi kita kendalikan. Nah mengendalikannya itu bisa dengan vaksin sampai booster cakupannya ditingkatkan, lalu protokol kesehatan juga kita implementasikan secara menyeluruh," pungkas Dr. Erlina.