Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tes Antigen atau PCR Masih Penting untuk Bedakan Gejala Covid-19 dengan Influenza

Gejala yang dimunculkan oleh Covid-19 dengan sub varian BA.5 mirip dengan penyakit Influenza.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Tes Antigen atau PCR Masih Penting untuk Bedakan Gejala Covid-19 dengan Influenza
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya melakukan tes antigen kepada buruh dan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di sekitar Patung Arjuna Wijaya, Jakarta, Sabtu (1/5/2021). Unjuk rasa dilakukan dalam rangka memperingati hari buruh sedunia atau may day serta membawa tuntutan pencabutan omnibus law UU Cipta Kerja dimana buruh meminta Hakim Mahkamah Konstitusi memenangkan uji formil dan uji materiil yang diajukan buruh serta berlakukan upah minimum sektoral kota/kabupaten (UMSK) 2021. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Gejala yang dimunculkan oleh Covid-19 dengan sub varian BA.5 mirip dengan penyakit Influenza.

Sehingga, tes antigen atau PCR masih penting untuk bedakan gejala Covid-19 dengan Influenza

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dr. Prasenohadi, PhD, SpP (K), KIC.

Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5, Demam hingga Diare

"Karena gejala mirip, dahulu itu sebelum Covid-19 kita kenal dengan skrinning pasien gejala Influenza. Yaitu berupa demam, batuk, pilek dan sesak nafas. Maka Covid-19 mirip seperti itu pada awalnya," ungkapnya pada talkshow virtual, Senin (29/8/2022).

Namun, pada Covid-19 jika gejala memberat maka sesak nafas akan bertambah hebat. Dan perlu penanganan di rumah sakit.

Hanya saja pada sub varian BA.5 yang saat ini tersebar di Indonesia, sebagian besar tidak menimbulkan keluhan.

Berita Rekomendasi

Terkadang sulit membedakan mana yang Influenza dengan penyakit Covid-19. Sehingga untuk mengetahui lebih lanjut dalah dengan melakukan pemeriksaan.

Baca juga: Vaksinasi Influenza dan Pneumonia Disarankan Bagi Pasien Gagal Jantung

"Jadi pada dasarnya pemeriksaan minimal Antigen dan PCR menjadi penting dalam menentukan pasien ini benar-benar Influenza biasa atau Covid-19, apa pun variannya," katanya lagi.

Pemeriksaan ini, kata Praseno Hadi menjadi hal yang wajib dan penting. Karena tadi omicron penularan lebih cepat.

Apa lagi jika melihat data yang menunjukkan Omicron pertama kali muncul di Afrika Selatan. Setelah ditemukan dalam 30 hari, kini sudah menyebar ke seluruh dunia.

Ilutrasi batuk pilek.
Ilutrasi batuk pilek. (Shutterstock)

Berbeda dengan varian Delta, bulan Januari ditemukan, awal 2021 lalu membutuhkan 11 bulan menyebar ke seluruh dunia.

"Meski lama, gejala lebih berat. Sedangkan Omicron cepat, gejala lebih ringan. Atau mungkin saja karena vaksinasi Covid-19, " tutupnya.

Sub Varian BA.5 Lebih Cepat Menular, Gejalanya Tak Khas
Saat ini, sun varian Omicron yaitu BA.5 sudah menyebar di Indonesia.

Ada beberapa perkembangan dan gejala dari sub varian BA.5 dalam menginfeksi tubuh yang perlu diketahui.

Satu di antaranya adalah menginfeksi lebih cepat menular dan mirip gejala Influenza.

Beberapa gejala dan perkembangan dari sub varian BA.5 ini disampaikan oleh Guru Besar Departemen Patologi Klinik Universitas Kristen Krida Wacana, Prof Dr dr Tony Loho DMM Sp PK (K).

Ilustrasi anak terserang gejala flu, batuk, pilek, dan demam.
Ilustrasi  (Shutterstock)

Menurutnya, sub varian ini bisa menginfeksi lebih cepat.

Terbukti jumlah kasus yang terjadi terus meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Dan itu juga terlihat di laboratorium. Dimana kurang lebih memeriksakan tes PCR positif itu," ungkapnya pada seminar virtual, Senin (29/8/2022)

Sebelum sub varian ini muncul, ada sekitar 10-30 orang yang melakukan pemeriksaan.
Dan ternyata yang positif pun sedikit, yaitu hanya sekitar 10-20 persen.

Namun setelah adanya sub varian baru ini, angka testing jauh meningkat.

Kurang lebih di rumah sakit bisa mencapai 100 orang per hari.

Lalu persentase positif itu meningkat sampai 50-60 persen.

Dari fakta itulah terlihat jika varian ini lebih mudah menular.

Tidak Ada Gejala Khas, Mirip Influenza
Sementara itu, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prasenohadi menyatakan subvarian baru COVID-19 kemampuan varian semakin tidak menunjukkan kekhasan gejala.

Karena belakangan, gejala yang dimunculkan mirip dengan penyakit Influenza.

Hal ini mungkin saja karena vaksin Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat. Sehingga membuat tubuh lebih kuat hadapi virus.

"Namun ini akan menjadi problem karena keluhannya sama dengan Influenza sehari-hari hadapi," katanya lagi.

Masalah yang ditimbulkan adalah apakah jumlah kasus harian Covid-19 saat ini benar-benar sesuai.

Atau, sebenarnya jauh lebih banyak karena tidak ada keluhan yang terlalu berat saat terinfeksi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas