Kasus Covid Naik Lagi Pemerintah Diminta Kebut Agenda Vaksinasi Booster
Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) untuk Akses Vaksinasi bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan meminta agenda vaksinasi digencarkan lagi
Editor: Johnson Simanjuntak

“Pemberian bisa dilakukan dengan jemput bola atau menggandeng komunitas penyandang disabilitas,” ujarnya.
Dengan melibatkan komunitas penyandang disabilitas, maka keluarga atau pemandu kaum difabel dapat ikut mengkomunikasikan pentingnya menjalankan prosedur kesehatan di kalangan disabilitas.
Pelibatan ini juga dapat mengambil bentuk penyebaran informasi tentang booster. Ini untuk merespons kenyataan bahwa kalangan disabilitas kesulitan mengakses informasi yang sesuai dengan kondisi mereka.
Bahkan, ada di antara mereka yang menganggap kondisinya sebagai komorbid sehingga merasa tidak perlu vaksinasi.
Pelibatan komunitas diharapkan dapat meningkatkan literasi tentang vaksin dan COVID-19 di kalangan penyandang disabilitas.
Pada masyarakat adat atau di kawasan terpencil, literasi tentang vaksin juga masih lemah.
Gita Syahrani, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), menjelaskan tidak semua orang di wilayah terpencil siap di vaksin karena minimnya edukasi. Umumnya mereka belum paham tentang COVID-19 dan vaksinnya.
“Mereka takut karena terpengaruh hoax yang kadung tersebar,” ujar Gita.
Untuk itu, LTKL bekerja sama dengan guru, tokoh adat atau agama, serta dinas terkait untuk membantu program vaksinasi. LTKL juga melakukan pendekatan yang selaras dengan kehidupan masyarakat adat.
Misalnya saja, untuk meningkatkan imunitas dibutuhkan perilaku hidup bersih dan pangan cukup.
“Kecukupan pangan yang bergizi ini bisa dipenuhi dari kebun yang sudah mereka tanam sendiri,” ujarnya.
Masalah lain adalah distribusi vaksin. Akses transportasi ke daerah terpencil tidak semudah yang dapat dicapai di wilayah perkotaan dengan infrastrukturnya yang memadai. Memastikan vaksin tiba di lokasi tujuan merupakan masalah sendiri.
Desa Empakan, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, dapat menjadi contoh.
Untuk mencapai desa tersebut, tim vaksinasi dari kabupaten harus menggunakan perahu untuk menempuh perjalanan sungai hingga 2 jam.
Baca juga: Pakar Ingatkan Subvarian XBB Masih Punya Potensi Membahayakan