Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Kasus Covid-19 per 14 Januari 2023: Tambah 389 Kasus, 522 Pasien Sembuh

Berikut update terkait tambahan kasus positif Covid-19 pada Sabtu (14/1/2023) di mana ada tambahan 389 kasus tetapi ada juga 522 pasien yang sembuh.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Update Kasus Covid-19 per 14 Januari 2023: Tambah 389 Kasus, 522 Pasien Sembuh
Freepik
Berikut update terkait tambahan kasus positif Covid-19 pada Sabtu (14/1/2023) di mana ada tambahan 389 kasus tetapi ada juga 522 pasien yang sembuh. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Satgas Covid-19 kembali merilis update terkait kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Sabtu (14/1/2023).

Pada update terbarunya, ada tambahan 389 kasus positif virus corona.

Tambahan tersebut membuat total kasus positif Covid-19 sejak awal pandemi pada 2 Maret 2020 menjadi 6.725.847 orang.

Kendati demikian, pasien sembuh per hari ini juga mengalami tambahan yaitu sejumlah 522 orang.

Angka tersebut membuat total pasien sembuh dari Covid-19 menjadi 6.557.835 orang.

Di sisi lain, masih ada pasien yang meninggal dunia akibat virus corona pada hari ini sejumlah 5 korban jiwa.

Baca juga: Sebaran 363 Kasus Covid-19 Indonesia 13 Januari 2023: Jakarta Catat 120 Kasus

Hal ini menjadikan total kematian akibat virus corona bertambah menjadi 160.724 korban jiwa.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, total jumlah masyarakat yang telah menerima vaksin dosis pertama juga mengalami penambahan menjadi 204.122.104 orang.

Sementara untuk vaksinasi dosis kedua telah diterima oleh 174.922.869 orang per hari ini.

Sedangkan masyarakat yang telah menerima vaksin dosis ketiga atau booster sejumlah 68.971.460 orang.

Lalu bagi penerima vaksinasi dosis keempat atau dosis kedua sejumlah 1.213.093 orang.

PPKM Dicabut, Pengamat Minta Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilakukan

Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman menyebutkan jika strategi komunikasi pemerintah belum memadai ketika PPKM dicabut. 

"Hal yang penting diintrospeksi oleh pemerintah adalah ketika mencabut PPKM tidak disertai dengan strategi komunikasi yang memadai," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Kamis (12/1/20223). 

Ia pun menyampaikan alasan kenapa strategi komunikasi belum memadai.

Salah satunya karena ada euforia dan tidak menyampaikan mitigasi strategi.

"Tentu akan mengendurkan semangat antusiasme untuk vaksinasi Covid-19. Termasuk bagi anak-anaknya. Ini akan membuat pekerjaan pemerintah lebih berat lagi," paparnya lagi. 

Baca juga: Antisipasi Ancaman Gelombang Covid-19, Muzani Minta Ada Aturan Khusus untuk Turis Asal China

Pemerintah, kata Dicky, punya tanggung jawab untuk memperbaiki strategi komunikasi dan melaksanakan vaksin Covid-19

Ia pun menyarankan untuk melibatkan semua elemen, tidak hanya perhimpunan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), psikolog anak atau ahli sosial.

Tapi juga dengan pihak sekolah seperti guru serta orangtua.

Upaya ini pun bisa dilakukan dengan memberikan literasi yang mumpuni terkait vaksin Covid-19.

Baca juga: Sebaran 669 Kasus Sembuh Covid-19 di Indonesia 12 Januari 2023: DKI Jakarta Terbanyak

Penyampaian bisa dilakukan pada stakeholder, pemangku kepentingan dan pihak sekolah tadi. 

Selain itu ia pun mengingatkan untuk tidak mengabaikan vaksinasi Covid-19 pada kelompok lain.

"Bahwa tidak boleh mengabaikan vaksinasi pada kelompok dewasa, populasi umumnya baik primer dan booster pertama harus dikejar dan dilakukan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Aisyah Nursyamsyi)

Artikel lain terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas