LaNyalla Berharap DPD RI-Mahasiswa dan Pemuda Sinergi Kawal Pembangunan Daerah
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, bahkan berharap mahasiswa, pemuda, dan DPD RI bisa bersinergi untuk mengawal pembangunan daerah.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sebagai masa depan bangsa, mahasiswa dan pemuda diharapkan bisa mengambil peran dalam pembangunan. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, bahkan berharap mereka dan DPD RI bisa bersinergi untuk mengawal pembangunan daerah.
Harapan tersebut disampaikan Senator asal Jawa Timur itu dalam Kursus Kepemimpinan Lanjut Tingkat Nasional PP Pemuda Katolik 2021, Kamis (22/4/2021) malam. LaNyalla yang sedang mengisi masa reses di Surabaya, hadir secara virtual.
Selain Ketua DPD, kegiatan ini juga diikuti Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik dokter Karolin Margret Natasa, dan para Kader Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, LaNyalla mengaku sangat bangga bisa berada di antara aktivis organisasi kepemudaan.
"Saya selalu bangga dan senang berada di tengah-tengah mahasiswa atau pemuda aktivis yang peduli terhadap kemajuan bangsa. Ibarat tubuh manusia, mahasiswa dan pemuda merupakan tulang punggung bagi kemajuan bangsa," katanya.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu juga berharap kekuatan yang dimiliki mereka dapat disinergikan dengan peran dan fungsi DPD RI. Apalagi DPD RI adalah katalisator percepatan pembangunan di daerah dan saluran kepentingan daerah ke pusat.
"Sinergi DPD RI dan mahasiswa serta pemuda dapat dilakukan dalam koridor pengawasan pembangunan daerah. Sinergi bisa dilakukan untuk memastikan tidak adanya penyimpangan dan kebocoran anggaran pembangunan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu," katanya.
LaNyalla mengatakan, mahasiswa, pemuda, dan elemen bangsa lainnya harus mengambil peran dalam pembangunan. Karena, kemajuan bangsa bukan tanggung jawab seorang Presiden saja, melainkan tanggung jawab semua.
"Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, kita sudah berusaha mengejar ketertinggalan pembangunan. Jalan, bendungan, pelabuhan, pembangkit listrik, dan banyak sarana infrastruktur lainnya dibangun. Yang hari ini jelas terlihat dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan, ajakan untuk mengambil peran dalam pembangunan juga pernah disampaikannya dalam Rakernas Pengurus Besar Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa (IKAMI) Sulawesi Selatan.
"Saat itu saya katakan kepada mereka, bahwa saat ini, Indonesia Memanggil. Negara dan bangsa ini, sekarang membutuhkan kalian semua untuk hadir. Untuk bersatu padu. Saling bahu membahu dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Bukan hanya dari sisi kesehatan, tetapi dari sisi dampak yang disebabkan oleh pandemi ini," ujarnya.
Mengenai ancaman resesi global sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, LaNyalla menyampaikan pentingnya memprioritaskan tiga ketahanan di Indonesia di masa pandemi ini.
"Pertama Ketahanan Sektor Kesehatan. Kedua Ketahanan Sektor Pangan dan ketiga Ketahanan Sektor Sosial. Inilah sebenarnya tantangan kita. Bagaimana dengan cepat kita bekerja untuk meningkatkan ketahanan di tiga sektor tersebut. Sebab, kalau ketahanan pangan kita lemah, lalu rakyat tidak bisa makan, apa yang akan terjadi? Bisa dibayangkan kerusakan di sektor ketahanan sosial," ujarnya.
LaNyalla menambahkan, Vietnam dan India tahun lalu sudah menyatakan akan mengurangi ekspor bahan pangan mereka ke negara lain. Artinya, ada sinyal krisis global akibat Covid-19 ini bisa menjalar ke krisis pangan dunia.
"Karena itu kita harus cepat kembali kepada fitrah bangsa ini sebagai negara agraris dan maritim. Dengan memperkuat sektor Pangan Indonesia," katanya.
Pria yang pernah memimpin PSSI ini mengatakan, sudah saatnya Indonesia menghentikan polemik-polemik yang memicu kegaduhan yang tidak perlu. Ketahanan sosial juga harus diperkuat mendukung ketahanan pangan dan kesehatan.
"Terakhir, saya ingin menitipkan pesan kepada Anda semua, para pemuda aktivis organisasi, bahwa Indonesia butuh Sumber Daya Manusia yang unggul. Tetapi juga yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti. Karena itu jangan lupakan moral dan etika," ujarnya.(*)