Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Falsafah Keris Bikin LaNyalla Mattalitti Jatuh Hati

Keris memiliki keunikan tersendiri bagi para kolektor. Menurut LaNyalla, setiap pamor punya filosofi beragam tergantung bentuknya.

Editor: Content Writer
zoom-in Saat Falsafah Keris Bikin LaNyalla Mattalitti Jatuh Hati
Istimewa
Saat Falsafah Keris Bikin LaNyalla Mattalitti Jatuh Hati 

Meski begitu, mantan Ketum Kadin Jawa Timur ini tidak mau menempatkan keris sebagai benda yang harus diagungkan. LaNyalla murni mengumpulkan keris sebagai bentuk cita rasa seni dan caranya untuk menjaga warisan budaya tanah air.

"Banyak orang yang memposisikan keris dalam kehidupan, itu bisa menjadi musyrik. Jangan seperti itu. Karena ada orang pegang keris, kalau nggak bisa menata diri bisa menjadi musyrik. Makanya kita harus bisa menata diri," papar pria kelahiran 10 Mei 1959 tersebut.

Seni dan spiritual terkadang memang bisa melebur menjadi sebuah estetika bagi para pecintanya. Namun jangan sampai nilai-nilai budaya menggoyahkan sisi keagamaan seseorang.

"Harus bisa membedakan antara hak dan batil, ini bener atau musyrik, di situ bedanya. Ini semua sebagai alat, alat penghantar, bukan karena dia. Dia hanya menghantarkan," jelas LaNyalla.

Atas kiprahnya menjaga warisan budaya, alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut beberapa kali mendapat penghargaan. Bahkan LaNyalla dua kali mendapat gelar kehormatan dari Keraton Surakarta.

Pada tahun 2003 silam, LaNyalla mendapatkan gelar Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT). Lalu pada 2020 lalu, Keraton Surakarta kembali memberikan gelar kehormatan untuk LaNyalla dengan nama Pangeran Hardonagoro.

Gelar dan nama Pangeran Hardonagoro diberikan Keraton Surakarta untuk LaNyalla sebagai apresiasi, karena LaNyalla telah melestarikan salah satu kebudayaan Jawa dengan mengoleksi dan merawat ribuan keris. Keraton Surakarta menilai, LaNyalla sebagai pelestari keris pusaka layak mendapatkan penghargaan itu.

Berita Rekomendasi

"Kepedulian terhadap benda-benda pusaka itu penting. Kita harus memelihara dan menjaga keris sebagai warisan budaya, apalagi keris sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya Indonesia sejak tahun 2005," paparnya.

"Keris menjadi bagian dari identitas Indonesia, khususnya Jawa dan tentunya menjadi kekayaan budaya Nusantara. Kita harus jaga betul, sehingga kelak anak cucu kita dapat membanggakan warisan budaya tersebut," sambung LaNyalla.

Kiprah LaNyalla di dunia perkerisan juga tidak sedikit. Tak jarang ia menghelat dan memberikan dukungan untuk berbagai acara perkerisan, termasuk pameran-pameran.

Pengusaha yang merintis kesuksesannya dari bawah ini juga sering menjaring aspirasi insan perkerisan Indonesia. LaNyalla kerap memfasilitasi aspirasi tersebut untuk disampaikan ke pemerintah, baik di tingkat daerah maupun nasional.

"Kita harus dukung para insan perkerisan nasional. Mereka menyampaikan aspirasi agar keris buatan para penerus Mpu bisa digunakan untuk cendera mata resmi dari Presiden kepada tamu negara. Kita akan teruskan harapan mereka," ujar Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur ini.

LaNyalla juga selalu memberikan dukungan kepada para perajin keris sebagai generasi penerus para Mpu. Ia mendukung terus dipeliharanya warisan budaya oleh para generasi milenial.

"Keris bukan cuma diminati oleh warga sendiri. Banyak kolektor dari luar negeri yang juga berburu keris, dan ini harus dimanfaatkan oleh pengrajin keris sehingga bisa menambah nilai dari budaya kita. Maka saya berpesan, generasi muda juga harus peduli dengan keris sebagai warisan budaya Indonesia," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas