Ketua DPD RI Motivasi Eks Napi Teroris Berbakti untuk Bangsa dan Negara
Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti, menemui eks narapidana terorisme di sela kegiatan resesnya untuk memotivasi demi bangsa dan negara
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menemui eks narapidana terorisme di sela kegiatan resesnya di Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022). Pada pertemuan yang berlangsung di Kantor Kadin Jawa Timur, LaNyalla memotivasi para eks narapidana terorisme untuk berbakti bagi bangsa dan negara.
"Kalian dihukum karena memang tindakan kalian keliru. Ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa kalian. Sekarang saatnya kalian berbakti bagi bangsa dan negara. Salah satunya dengan membela kepentingan rakyat," kata LaNyalla.
LaNyalla pun mengatakan jika ia selalu memposisikan diri pada kebenaran dan keberpihakan untuk rakyat.
"Kebenaran bisa disalahkan, tapi kebenaran tak bisa dikalahkan. Komitmen saya adalah keberpihakan pada kebenaran," tegas LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu menyebut Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah. Untuk itu, Ia mengajak eks narapidana terorisme untuk ikut ambil bagian dalam membangun bangsa.
"Jangan lagi kalian berkecimpung dalam kegiatan terorisme. Berjuang itu boleh di jalan kebenaran. Allah akan mencatat nama kita ketika kita berjuang untuk kepentingan rakyat," tutur LaNyalla.
Pada kesempatan itu, LaNyalla juga memaparkan kinerjanya sebagai Ketua DPD RI. Termasuk, menjelaskan fungsi DPD RI dalam mengawal kepentingan rakyat.
"DPD RI memiliki fungsi pengawasan. Maka, saya tak mau main-main dalam melakukan pengawasan. Kita harus bekerja dari hati untuk rakyat. Ini yang namanya berjuang atas nama Allah, bukan jadi teroris," tutur LaNyalla.
Dikatakannya, eks narapidana terorisme juga tetap bisa berkontribusi dengan baik untuk bangsa dan negara. LaNyalla pun berniat memberdayakan para eks narapidana terorisme tersebut sesuai dengan bidang dan keahliannya untuk membangun bangsa.
"Keahlian kalian jangan lagi dipakai untuk ngebom, tapi untuk membangun bangsa dan negara. Saya siap fasilitasi," katanya.
LaNyalla berencana membuat usaha yang akan difokuskan untuk diusahakan kepada para eks narapidana terorisme.
"Nanti dilatih dulu di Kadin Institute. Saya fasilitasi setelah kalian mengikuti pelatihan," tutur LaNyalla.
Pendamping eks narapidana terorisme, Sofi, menjelaskan puluhan eks narapidana terorisme ini tersebar di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
"Di seluruh Jawa Timur itu ada 180 eks narapidana terorisme, tetapi yang sudah kembali ke pangkuan NKRI sebanyak 160 orang termasuk mereka ini," papar Sofi.
Dikatakannya, para eks narapidana terorisme ini tergabung dalam sebuah yayasan bernama Fajar Ikhwan Sejahtera hasil kerja sama dengan PT Perhutani di Pacet.
"Para eks narapidana ini menanam kopi di sana. Kami ada lahan seluas 58 hektar. Kami memiliki 50 ribu bibit kopi dan baru ditanam 7-8 ribu bibit," katanya.
Pada pertemuan itu, ada delapan orang eks narapidana terorisme yang hadir. Mereka adalah Parippung Dhani (kasus Mujahiddin Indonesia Timur Poso), Eko Kristanto (penyerangan polisi di Lamongan), Imam Bahri (bom Surabaya 2018), Suhendrik (pegiat medsos terorisme), M Muhiddin (pejuang Suriah), Priyo Hadi Purnomo (peledakan serentak kantor polisi di Surabaya pada 2016), Arif Fatoni (pejuang Suriah) dan Miftachul Munif (Amir JAD Surabaya).(*)