Komisi IV DPR Tinjau Langsung Ketersediaan Pupuk di PT Sang Hyang Seri Karawang
Komisi IV DPR meninjau langsung ketersediaan pupuk sekaligus benih di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dengan melakukan inspeksi ke PT Sang Hyang Seri.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam menyambut musim tanam tahun ini, Panja Benih dan Pupuk, Komisi IV DPR meninjau langsung ketersediaan pupuk sekaligus benih di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Salah satu inspeksi yang dilakukan Panja adalah ke PT. Sang Hyang Seri untuk melihat dari dekat ketersediaan benih.
Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan, saat melihat ketersediaan benih di Karawang, Rabu (20/7), menjelaskan, ada empat hal yang sedang dipantau, yaitu kualitas benih, produksi, penyaluran, dan penyerapan benih.
“Ketersediaan stok benih saat ini sudah mencukupi. Tetapi, yang jadi masalah sering kali terhambat penyalurannya. Kita ingin memastikan di lapangan seluruh penyaluran benih berjalan baik, sehingga tidak menghambat masa tanam,” katanya.
Bersama sejumlah anggota Komisi IV, politisi PKB ini ingin memastikan bahwa penyaluran benih bersubsidi ke para petani tidak tersumbat lagi.
Penyaluran benih yang tersumbat tentu akan mengganggu siklus masa tanam yang dilakukan para petani.
Dan salah satu yang menghambat produksi benih adalah utang yang ditanggung PT Sang Hyang Seri. Butuh jadwal ulang utang perusahaan ini.
“Saat ini, sudah ada rescheduling utang selama 10 tahun. Dan akan ada penambahan lagi, sehingga bisa membantu cash flow. Kalau pun ada PMN, itu tidak untuk membayar utang. PMN untuk meningkatkan nilai aset, produktivitas, kinerja agar swasembada pangan bisa tercapai,” papar Daniel lagi.
Ditambahkannya, saat ini PT. Sang Hyang Seri sedang mengajukan PMN sebesar Rp 1 trliun untuk memperkuat kinerja sekaligus meningkatkan nilai asetnya.
Pengajuan itu akan jadi pembahasan di Komisi IV DPR RI.
Minggu depan, sambung Daniel, master plan perusahaan BUMN ini rampung.
Komisi IV akan menelaah dengan teliti dan cermat, apakah pengajuan PMN ini mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Tahun depan, sambung Daniel, penyerapan benih bisa berjalan lebih baik sesuai jadwal masa tanam.
Benih-benih yang dihasilkan harus sesuai dengan peta iklim dan peta tanah di masing-masing daerah.
Bila akhir tahun ini, terjadi La Nina, tentu harus disiapkan benih yang tahan air.
(Pemberitaan DPR RI)