Jordi Alba Layak Dapat Bintang di Tim Spanyol
Penghargaan untuk sebuah gol, mutlak tidak hanya milik si pencetak gol, tetapi juga pada pemain lain yang mendukung terjadinya gol itu.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, DONETSK - Penghargaan untuk sebuah gol, mutlak tidak hanya milik si pencetak gol, tetapi juga pada pemain lain yang mendukung terjadinya gol itu. Dan gol pertama Spanyol ketika mengalahkan Perancis 2-0, Minggu (24/6) dini hari, sebenarnya bukan hanya milik Xabi Alonso.
Di belakang gol tersebut, ada proses gol yang dibuat bek kiri La Furia Roja, Jordi Alba. Begitu menerima umpan teroboson dari Andres Iniesta, pemain Valencia itu berlari menembus dua pemain Perancis, Antonio Reviellere dan Mattieu Debuchy.
Begitu mendapatkan posisi mengumpan yang pas, akhirnya bek 23 tahun tersebut melayangkan umpan silang ke tiang jauh. Di sana telah menunggu Xabi Alonso dan dengan sekali tandukan kepala, bola melesat ke sudut kiri gawang kiper Hugo Lloris.
Gol di menit ke-19 di Stadion Donbass Arena, Donetsk, Ukraina tersebut, membuat Spanyol di atas angin, hingga akhirnya Xabi Alonso menambah gol dari titik penalti di menit 90+1 untuk mengukuhkan skor akhir 2-0.
Pujian tak hanya menjadi miliki Xabi yang dengan dua golnya membuat milestone 100 kali penampilan bersama timnas Spanyol. Rekan-rekan setim dan pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque menyebut penampilan Jordi layak mendapat acungan jempol.
"Dia membuat permainan kami tak hanya di tengah lapangan. Ketika dari tengah kita buntu, ia muncul dari sisi sayap yang selama ini jarang kami optimalkan. Ia benar-benar pemain yang membuat tim ini bisa beda," kata pelatih Del Bosque dikutip Marca.
Gelandang Xavi Hernandez yang jarang berkomentar, akhirnya ikut membuka suara terkait penampilan Alba yang memang selalu maksimal di pentas Euro 2012 ini.
"Saya kagum dengan penampilan Jordi. Ini menjadi pentas internasional pertamanya dan ia tidak kaku dan kaget untuk bermain. Ia bisa menjalani adaptasi dengan permainan tim dengan mudahnya," puji gelandang Barcelona ini.
Xavi malah menyebut gaya bermain Jordi Alba mirip dengan bek kiri Spanyol sebelumnya, Joan Capdevilla yang mengantarkan La Furia Roja Juara Eropa 2008 lalu di Austria-Swiss. Capdevilla sendiri tak lagi dipanggil karena penampilannya menurun bersama klubnya Villarreal.
Didikan Barcelona
Lantas siapakah sebenarnya pemain dengan nama lengkap Jordi Alba Ramos tersebut? Lahir di sebuah kota distrik kecil di Kota Barcelona, L'Hospitalet de Llobregat, Alba kemudian memulai karier bermain bolanya di FC Barcelona yunior.
Ia sempat menjalani latihan selama tujuh tahun (1998-2005) sebagai pemain bola bersama akademi Barcelona B atau yang akrab di sapa La Masia (merujuk lokasi tempat latihan). Namun ia kemudian keluar dari akademi La Masia tahun 2005 untuk bergabung dengan klub kecil UE Cornellà. Setelah menghabiskan waktu dua tahun, bakatnya dilirik Valencia CF, dengan nilai kontrak 6 ribu euro (senilai Rp 720 juta).
Ketika meninggalkan Cornella, ia membantu klub tersebut promosi dari divisi empat pada musim 2007 2008. Tampil bagus, ia kemudian dipinjamkan Valencia untuk mendapatkan jam terbang di level profesional ke Gimnàstic de Tarragona.
Lalu penampilan menawan dari 24 laga bersama Gymnastic, Los Che, menarik Alba untuk menjalani debut di La Liga pada 13 September 2009, saat mengalahkan Real Valladolid dengan skor 4 2. Tampil baik, membuat pelatih Valencia saat itu, Unai Emery membawa Alba untuk tampil di dua laga UEFA Europa League saat melawan Lille OSC dan SK Slavia Prague (keduanya berakhir dengan skor 1-1).
Absennya salah satu bek Valencia karena cedera membuat Alba mendapat tempat lebih banyak di musim 2009 10. Bermain sebagai bek kiri, secara keseluruhan ia bermain bagus termasuk mencetak gol pertama ketika Valencia kalah 2-3 dari Real Mallorca dalam laga away 11 April 2010.
Persaingan untuk menjadi bek kiri utama akhirnya datang di musim 2010 11. Emery mempersilakan Alba bersaing dengan bek Perancis Jérémy Mathieu. Hasilnya, ia selalu jadi starter dan bermain di 27 laga.
Pada musim itu juga menjadi kompetisi terhebatnya karena di usia 20 tahun ia mengantarkan Valencia finish di posisi ketiga klasemen akhir. Valencia pun mendapatkan jatah kualifikasi ke Liga Champions.
Pada musim 2011/2012 lalu, Emery mulai membuat perubahan strategi dengan memainkan Alba secara reguler di bek kiri. Sedangkan Mathieu yang sebelumnya tersingkir dipercaya sebagai sayap kiri.
Hasilnya lebih manjurl agi karena kombinasi tersebut membawa Valencia kembali menduduki peringkat ketiga klasemen di bawah Real Madrid dan Barcelona. Jatah ke Liga Champions kembali diraih. (TRIBUNNEWS.COM/ARIFUDDIN USMAN)