Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibadah Haji 2021 Batal, Calon Jemaah Pasrah, Sudah Vaksin, Manasik, Dapat Firasat Tak Berangkat

Mimpi beribadah haji ke tanah suci Mekkah belum bisa terwujud tahun ini. Bagaimana kata calon jemaah?

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Ibadah Haji 2021 Batal, Calon Jemaah Pasrah, Sudah Vaksin, Manasik, Dapat Firasat Tak Berangkat
Sky News
Ibadah Haji 2021 Batal, Calon Jemaah Pasrah, Sudah Vaksin, Manasik, Dapat Firasat Tak Berangkat 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mimpi beribadah haji ke tanah suci Mekkah belum bisa terwujud tahun ini. Bagaimana kata calon jemaah?

Pemerintah melalui Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas resmi mengumumkan pembatalan keberangkatan haji tahun 2021.

Baca juga: Skenario Menag Jika Indonesia Dapat Kuota Haji, Penuhi Syarat Vaksin, Jemaah Swab Berulangkali

Baca juga: BREAKING NEWS:Pemerintah Putuskan Tidak Memberangkatkan Jemaah Haji Tahun Ini

Pandemi dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir kembali membuat para calon jemaah harus legawa untuk menunda haji pada tahun 2020 lalu.

Sempat dikabarkan akan dibuka kembali pada akhir tahun lalu, para jemaah harus kembali ikhlas bahwa ibadah haji tahun ini kembali ditunda.

Beberapa jemaah yang seharusnya berangkat di tahun ini hanya dapat pasrah.

Khambali, calon jamaah haji yang berdomisili di Kecamatan Medan Johor misalnya.

Dokumentasi Khambali saat berada di Mekkah saat bertugas sebagai pendamping jamaah haji pada tahun 2013.
Dokumentasi Khambali saat berada di Mekkah saat bertugas sebagai pendamping jamaah haji pada tahun 2013. (Tribun-Medan.com/HO)

"Tahun lalu seharusnya berangkat. Tapi ya kita ikuti saja kebijakan dari pemerintah karena jikapun diberangkatkan kalau lebih banyak mudharat (keburukan) daripada kebaikannya akan lebih bahaya," ungkap Khambali, Rabu (2/6/2021).

Berita Rekomendasi

"Saya berangkat dengan istri, dan istri juga tidak mempermasalahkan jika nanti ada penundaan," lanjutnya.

Tahun ini seharusnya menjadi tahun kedua Khambali kembali beribadah di tanah suci. Sebelumnya, Wakil Sekjend Badan Penanggulangan Ekstrimisme Terorisme ( BPET MUI Pusat) ini naik haji untuk pertama kali pada tahun 2013.

Namun, saat itu dirinya bertugas sebagai panitia untuk menjadi pendamping para jamaah bukan sebagai ibadah secara personal.

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (kemeja putih) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021). Dalam keterangannya, pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini karena menimbang kondisi pandemi Covid-19 yang masih meluas di seluruh dunia dan belum adanya kepastian dari Kerajaan Saudi terkait kuota haji menjadi pertimbangan utama pembatalan keberangkatan ini. Tribunnews/Jeprima
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (kemeja putih) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021). Dalam keterangannya, pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini karena menimbang kondisi pandemi Covid-19 yang masih meluas di seluruh dunia dan belum adanya kepastian dari Kerajaan Saudi terkait kuota haji menjadi pertimbangan utama pembatalan keberangkatan ini. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Melihat betapa megahnya ka'bah sambil menjalani tugas mendampingi para jamaah, dengan tekad penuh, Khambali mengajak sang Istri untuk mendaftar haji di tahun 2013.

Sewaktu pendaftaran untuk haji kedua ini bersama sang istri, Khambali bercerita bahwa dirinya tak serta merta langsung memiliki uang dalam jumlah besar.

Dengan konsisten, Khambali rutin mengikuti program menabung dari CIMB Niaga sejak tahun 2001 hingga tahun 2013 sebanyak Rp1,5 juta per bulan.

"Saya tiap bulan paksakan harus nabung dan anggap itu waktu masa tua kita. Saya ada ikut program dari CIMB Niaga untuk menabung tiap bulan Rp1,5 juta sejak tahun 2001 bersama istri saya hingga tahun 2013 udah terbentuk dana sekitar Rp50 juta," ujarnya.

Saat disinggung mengenai persiapan, Khambali mengakui belum ada persiapan berarti untuk segala bentuk perlengkapan seperti pakaian dan pernak-pernik lainnya.

Ilustrasi jamaah umrah di Mekkah
Ilustrasi jamaah umrah di Mekkah (ThinkStock)

"Kalau perlengkapan itu bisa dilakukan mendadak. Tapi yang paling penting itu persiapan fisik dan kesehatan. Kalau naik haji ini kan paling banyak memporsir tenaga, kalau lafal-lafal nanti kan ada pendampingnya. Jadi ya kesehatan yang paling dipersiapkan," kata Khambali.

Tentunya, Khambali masih memiliki harapan agar Indonesia dapat memiliki kuota haji walaupun tidak secara penuh dengan mengutamakan calon jamaah lansia.

Selain itu, ia juga berharap agar para jamaah lainnya tetap ikhlas dan bersabar untuk dapat memenuhi ibadah haji nantinya.

"Harapan kita di tahun 2021 ini semoga kita bisa mendapat kuota lah. Kalaupun dapat kuota tahun ini diutamakanlah yang sudah lansia, kalau yang muda kan fisiknya masih prima. Mudah mudahan kalau tahun depan Covid-19 bisa tertanggulangi, kuota bisa kembali normal. Ya tentunya harus diiringi keikhlasan kesabaran agar dapat memenuhi rukun Islam yang kelima, karena tidak ada yang menyangka dengan kondisi seperti ini," pungkasnya.

Sudah Vaksin, Tapi Firasat Tak Berangkat


Lain lagi cerita Sri Astuti, calon jamaah asal Deliserdang ini harus pasrah gagal menginjakkan kaki di Makkah bersama sang uami untuk kedua kalinya.

"Kita gak jadi berangkat. Mau bagaimana lagi, terserah Menteri Agama dan petinggi di atas lah yang penting kita sudah pasang niat mau berangkat tapi tertunda-tunda," ungkap Sri Astuti, Kamis (3/6/2021).

Dikatakan Astuti, dirinya baru saja mendapat info saat melihat pemberitaan di tv.

Sebelumnya, ternyata Astuti sudah memiliki firasat akan ada terjadi pembatalan.

"Tahu infonya ini barusan aja nonton tv. Rasanya ibu udah feeling waktu di bulan Mei pasti tidak jadi berangkat sementara kabarnya kloter pertama tanggal 15 Juni, sementara udah 3 Juni tidak ada kabar terus juga pengumuman persiapan seperti untuk koper juga tidak ada, hati kecil saya sudah bilang ini pasti tidak jadi karena tidak mungkin mendadak," ujarnya.

Jika tidak ada pembatalan, Astuti seharusnya berangkat sebagai kloter pertama pada pertengahan Juni ini.

Beragam persiapan telah ia lakukan seperti vaksinasi dan pengecekkan kesehatan.

Selain vaksinasi, Astuti dan calon jamaah lainnya ternyata antusias sudah melakukan manasik haji untuk dapat mengulang kembali pelafalan untuk ibadah di Makkah.

"Kami persiapan vaksin sudah selesai tapi dari KBIH yang namanya koper ini itu belum dikasih. Kami persiapan manasik haji udah sebelum puasa. Ini kami buat lagi untuk silaturahmi dan mengingatkan kembali karena setahun kan sudah tidak manasik. Jadi kita sepakat untuk manasik haji," kata Astuti.

Sementara itu, tradisi syukuran untuk keberangkatan haji juga gagal dilaksanakan lantaran info yang masih belum jelas.

"Sebelum lebaran kan kita harusnya sudah kirim doa untuk buat syukuran tapi ini gak ada karena belum ada info yang jelas juga, jadi untuk apa kan," kata Astuti.

Namun begitu, Astuti masih memiliki harapan agar dirinya selalu diberikan kesehatan maupun jamaah yang batal untuk tahun ini agar dapat melaksanakan ibadah haji tahun 2022 mendatang.

"Tahun depan harapannya mudah mudahan Covid gk ada masalah lagi. Kita harap menteri agama ini bisalah melobi pihak Arab Saudi agar Indonesia mendapat kuota. Jangan sampai kecewa apalagi yang lansia," kata Astuti.

Khawatir Varian Baru Covid-19, Keselamatan Jadi Alasan Pemerintah

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan keputusan pembatalan pemberangkatan ibadah haji tahun ini didasarkan pada keselamatan jemaah Indonesia.

Menurut Yaqut, agama mengajarkan bahwa menjaga jiwa adalah kewajiban yang harus diutamakan.

“Ini semua menjadi dasar pertimbangan dalam menetapkan kebijakan. Apalagi, tahun ini juga ada penyebaran varian baru Covid-19 yang berkembang di sejumlah negara," ucao Yaqut dalam konferensi pers di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021).

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (kemeja putih) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021). Dalam keterangannya, pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini karena menimbang kondisi pandemi Covid-19 yang masih meluas di seluruh dunia dan belum adanya kepastian dari Kerajaan Saudi terkait kuota haji menjadi pertimbangan utama pembatalan keberangkatan ini. Tribunnews/Jeprima
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (kemeja putih) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021). Dalam keterangannya, pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini karena menimbang kondisi pandemi Covid-19 yang masih meluas di seluruh dunia dan belum adanya kepastian dari Kerajaan Saudi terkait kuota haji menjadi pertimbangan utama pembatalan keberangkatan ini. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Dirinya mengungkapkan Undang-Undang No 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah memberikan amanah kepada pemerintah untuk melaksanakan tugas perlindungan.

Sehingga faktor kesehatan, keselamatan, dan keamanan jemaah menjadi faktor utama. Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Covid-19 kepada jemaah haji Indonesia.

“Penyelenggaraan haji merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang yang berpotensi menyebabkan kerumunan dan peningkatan kasus baru Covid-19," ucap Yaqut.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia 1442 H/2021 M.

Menurutnya, di tengah pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang melanda dunia, kesehatan, dan keselamatan jiwa jemaah lebih utama dan harus dikedepankan.

“Karena masih pandemi dan demi keselamatan jemaah, Pemerintah memutuskan bahwa tahun ini tidak memberangkatkan kembali jemaah haji Indonesia,” ujar Yaqut.
 

Tahun Ini Gagal Berangkat Haji, Jemaah Dialihkan 2022

Jemaah haji yang gagal berangkat pada tahun 2021 ini akan dialihkan menjadi peserta pada 2022 mendatang.

Keputusan itu diambil setelah pemerintah memutuskan tidak memberangkat jemaah haji pada tahun ini.

"Perlu saya tambahkan bahwa jemaah haji baik reguler dan haji khusus yang sudah melunasi biaya perjalanan haji atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahun 1442 atau 2021 masehi akan menjadi jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji di tahun 1443 h atau 2022 Masehi," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021).

Pembatalan keberangkatan jemaah ini, kata Yaqut, berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia (WNI) baik dengan kuota haji Indonesia maupun kuota haji lainnya.

Para jemaah dapat meminta kembali dana haji yang telah dilunaskan atau tidak diambil untuk disimpan pada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

"Jadi bisa diambil kembali atau bisa tetap berada di BPKH untuk kita perhitungkan ada pemberangkatan ibadah haji," tutur Yaqut.

Demi memudahkan akses informasi masyarakat, selain Siskohat, Kemenag juga telah menyiapkan posko komunikasi di Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Kemenag juga tengah menyiapkan WA Center yang akan dirilis dalam waktu dekat.
 

--

(tribun-medan.com/Kartika Sari/Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi/Anita K Wardhani)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul 13 Tahun Menabung Untuk Naik Haji, Khambali dan Istri Ikhlas Batal Lagi ke Tanah Suci Tahun Ini, 

dan judul SUDAH Vaksin dan Manasik Haji, Sri Astuti Pasrah Gagal Haji Lagi : Sudah Firasat bakal Batal, 

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas