20 Kali Naik Haji, Ini Doa dan Amalan Pensiunan Kepala KUA di Hadapan Ka'bah
Rukun Islam kelima ini butuh ongkos, vitalitas, dan hanya tunai di satu tempat (Arafah), serta waktu spesifik
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- BUKAN gelar sosial belaka, haji itu pengalaman spiritual "tertinggi" seorang Muslim.
Rukun Islam kelima ini butuh ongkos, vitalitas, dan hanya tunai di satu tempat (Arafah), serta waktu spesifik (saban, 9 Dzulhijjah).
Di Indonesia, kini ada sekira 10 juta Muslim antre tunggu 'panggilan' Siskohat.
Baca juga: 2 Kali Gagal Berangkat, Petani Kopi Asal Gayo Berusia 100 Tahun Ini Akhirnya Berangkat Haji
Tidak gratis, nomor antrenya dibayar Rp25 juta.
Kalau nomor antrean "keluar", si jamaah tambah setoran lagi; hingga lunas Rp51 juta untuk kawasan timur Indonesia.
Bukan setahun, lima tahun, antrenya belasan bahkan hingga puluhan tahun.
Namun, haji punya mukjizat.
Menunaikannya adalah candu.
Jika sudah sekali, ingin dua, tiga dan terus berulang.
Dan, Haji Nihaya Rawi adalah satu cerita.
"Insyallah, ini haji saya yang ke-20," ujarnya kepada wartawan MCH di lobi utama gedung Kantor Urusan Haji Indonesia, kawasan Mazaani, tenggara Masjid Nabawi, Madinah.
Bukan konglomerat, Nihaya hanya purnabakti Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Saya ini keluarga pejabat Depag, tapi level kecamatan di Sumatera," ujarnya, Senin (28/5/2023) siang.
Dia datang ke kantor misi haji Indonesia, guna mendampingi ketua kloter 2 embarkasi Banda Aceh.
Baca juga: Fadly Dituduh Sembunyikan Rebecca Klopper, Haji Faisal Geram: Si Becca Itu Gak dalam Pencarian Orang
Nihaya menunaikan haji kali pertama tahun 2001.