Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Usul Empat Peningkatan Layanan Jemaah Haji Saat Rapat Delegasi OKI

Kendala perekaman sidik jari jemaah dalam proses bio visa bisa berdampak pada proses pemvisaan secara keseluruhan.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Indonesia Usul Empat Peningkatan Layanan Jemaah Haji Saat Rapat Delegasi OKI
Tribunnews.com/Rachmat Hidayat
Jemaah haji Indonesia mulai banjiri Kota Makkah. Kendala perekaman sidik jari jemaah dalam proses bio visa bisa berdampak pada proses pemvisaan secara keseluruhan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mengusulkan empat peningkatan layanan jemaah haji di pertemuan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Duta Besar OKI yang juga Konjen RI di Jeddah Eko Hartono bersama Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam hadir dalam kesempatan itu.

“Kami mengusulkan penambahan bandara kedatangan di Saudi, selain Jeddah dan Madinah. Usulan kita bisa di Thaif dan Yanbu’. Harapannya dengan adanya penambahan bandara, masa tinggal jemaah di Saudi bisa lebih dipangkas, menjadi berkisar 30 sampai 35 hari,” sebut Nasrullah Jasam di Jeddah, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: Langkah KKHI Makkah Antisipasi Kondisi Jemaah Haji Risiko Tinggi

Usulan kedua terkait dengan pelaksanaan bio visa dalam proses pemvisaan jemaah.

Menurutnya, ada kendala perekaman sidik jari jemaah dalam proses bio visa yang bisa berdampak pada proses pemvisaan secara keseluruhan.

“Kita usul agar ada solusi lain melalui perekaman retina mata yang juga sama akuratnya. Teknologinya bisa dikembangkan. Usulan ini diapresiasi oleh Saudi,” jelasnya.

Berita Rekomendasi

Ketiga, perluasan layanan fast track. Indonesia mengusulkan agar layanan ini bisa dikembangkan di bandara lainnya.

“Kita ada 13 embarkasi, dan semua diusulkan bisa mendapat layanan fast track,” paparnya.

Keempat, usulan yang disampaikan delegasi Indonesia berkenaan dengan informasi kuota.

Menurut Nasrullah, proses penyiapan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia memakan waktu yang panjang.

Karenanya, ketentuan terkait kuota haji diharapkan dapat diinformasikan lebih awal.

“Kepastian kuota lebih awal akan mempercepat proses pembahasan anggaran, persetujuan BPIH, dan juga kontrak layanan di Arab Saudi,” ujar Nasrullah.

Beberapa negara mengusulkan hal sama, utamanya terkait pemberitahuan kepastian kuota haji dan penambahan layanan fast track.

"Saudi menghimpun usulan yang ada dari berbagai negara untuk menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan layanan pada operasional haji mendatang,” tegasnya.

Diketahui, pertemuan itu digelar Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Kemenhaj dalam kesempatan itu menyampaikan sejumlah capaian mereka dalam peningkatan layanan haji.

Beberapa di antaranya yang disebut adalah fast track dan kemudahan penerbitan visa melalui bio visa.

Nasrullah Jasam mengatakan, Konjen RI di Jeddah dalam kesempatan itu mengapresiasi Saudi atas beragam layanan yang telah diberikan kepada jemaah haji.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas