Tangis Jemaah Lansia, Ingat Almarhum Istri, Butuh Pendamping Khusus Agar Ibadah Haji Maksimal
Udin S Karsudin (69), jemaah haji asal Cimerak, Pangandaran, Jabar tak kuasa menahan tangisnya saat ingat kesendirinnya di tanah suci.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Udin S Karsudin (69), jemaah haji asal Cimerak, Pangandaran, Jabar tak kuasa menahan tangisnya saat ingat kesendirinnya di tanah suci.
Bulir bening dari tak kuasa ditahannya keluar dari matanya saat mengungkap harapannya ada sosok pendamping untuk jemaah lansia seperti dirinya.
Baca juga: Cerita Jemaah Calon Haji Lansia Tersesat di Depan Zamzam Tower, Keterbatasan Bahasa Bikin Sulit
"Andai saja istri saya tak meninggal dua tahun lalu, dia akan jadi teman saya selama di sini," ujar jamaah Kloter 35 JKS dari Rombongan 5 dan Regu 5 ini.
Saat bertemu Tribun di selasar blok perhotelan dan Taiba commercial center Madinah, Udin menceritakan istrinya, Dedeh Suhaena, meninggal dunia, di puncak masa COVID-19, 2021 lalu.
Bersama istrinya, Udin daftar haji di Kemenag Pangadaran, tahun 2012 lalu.
Selama 8 hari di Madinah, Udin mengaku selalu mengingat sang istri.
Baca juga: Mimpi yang Akhirnya Terwujud, Penuturan Jemaah Haji Melihat Masjidil Haram di Usia Senja
Apalagi, saat Udin harus memasang popok dewasa guna mengatasi "penyakit besernya".
"Andai ada pendamping, mungkin saya tak kesepian," ujar mantan kepala SDN Rantobatang, Mekarsari IV, Pangandaran ini.
Terpisah, harapan pendamping ini juga disampaikan Ketua Kloter 35 JKS, embarkasi Jakarta Bekasi, Mahmud Hidayat.
Ditemui di sela-sela menanti pemberangkatan dari Madinah ke Mekah, Kamis (15/6/2023) siang, ketua kloter dari Pangandaran, Jawa Barat ini menyampaikan pendapat dan harapan soal penyelenggaraan haji.
"Secara umum, layanan ibadah haji, petugas sudah sangat baguslah," ujarnya.
Pada umumnya pelayanan haji ini bagus.
Bagusnya pelaynna ini ini terlihat saat jemaah berada di asrama haji, bandara kedatangan di Madinah (AMAA), transportasi, akomodasi, dan layanan ibadah di Masjid Nabawi dan ziarah.
Hanya saja, tambahnya, selama 8 hari layanan di Nabawi, perlu ada pendamping khusus untuk jamaah lansia.
"Banyak jemaah lansia kami, yang belum maksimal ibadahnya karena tak ada pendamping," ujarnya.
Dia mengaku, sepakat dengan usulan Menko PMK Muhadjir Effendy, agar ada insentif khusus bagi jamaah pendamping yang bukan dari keluarga atau kerabat lansia.
Saat meninjau operasi haji di Madinah, awal Juni, menteri senior yang membawahi tujuh kementerian, -- termasuk kemenag dan kesehatan--, mengusulkan insentif atau honorarium itu mulai berlaku musim haji tahun depan. (zil)