Ada Jemaah Haji Belum Sempat Lihat Kakbah karena Sakit, Kemenag Upayakan ke Masjidil Haram
jemaah haji yang sampai saat ini belum memiliki kesempatan ke Masjidil Haram karena kondisi kesehatan yang tak memungkinkan
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Pergi ke Tanah Suci dan melihat kakbah bisa jadi impian setiap muslim.
Namun, tak sedikit yang terkendala wujudkan mimpi ini.
Hal yang sama dirasakan jemaah haji yang harus dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena sakit.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengatakan diantara jemaah haji yang sampai saat ini belum memiliki kesempatan ke Masjidil Haram karena kondisi kesehatan yang tak memungkinkan dibawa ke Masjidil Haram sehingga harus dirawat di KKHI.
"Ternyata tidak sedikit atau ada beberapa jamaah yang sejak kedatangan harus dirawat oleh KKHI," jelas Hilman Latief saat diwawancara Media Center Haji (MCH) di KKHI, Senin (24/6/2024) sore.
Hilman yang ditemui melihat kondisi jemaah haji yang dirawat di KKHI mengatakan dari jemaah haji yang dirawat, sebagian ada yang bisa mengikuti proses safari wukuf, tapi juga sebagian lain yang harus dibadalkan karena tidak memungkinkan untuk evakuasi atau diajak melakukan perjalanan.
"Sampai saat ini menurut tim medis sebagian tidak mungkin, apalagi diajak tawaf dan sai," katanya.
Lantas, masihkah ada kesempatan jemaah haji melihat Kakbah?
Menurut Hilman, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan tim kesehatan memilah, mana jemaah yang bisa melihat Masjidil Haram itu seperti apa, atau mungkin bisa melihat kabah.
"Kita akan melihat hal-hal yang berdasarkan masukan dan tim kesehatan kalau ada yang memungkinkan hanya untuk melihat kabah, kami juga bisa menyiapkan," kata Hilman.
Tanazul Jemaah Haji Lansia dan Risti
Hilman juga mengatakan tentang kemungkinan pulang lebih cepat (tanazul) untuk jemaah yang sakit atau berisiko tinggi juga jemaah lansia.
"Untuk itu (jemaah lansia, risti dan sakit) kita juga sedang melihat kesempatan bagi jamaah tersebut agar bisa kembali ke tanah air dalam waktu dekat, kita sesuaikan dengan jada pesawat yang ada dan embarkasinya yang lebih mudah mereka tempuh," sambung Hilman.
Tentang mekanismenya, tergantung gelombang keberangkatan jemaah.
Misalnya kalau misalnya gelombangnya ada di gelombang dua, mereka tidak perlu ke Madinah, tapi memang kembali ke Tanah Air karena jarak tempuh.
"Mudah-mudahan lah, jamaah bisa kembali ke Tanah Air dengan kondisi sehat," harap Hilman.
Mekanisme tanazul ini diupayakan dari embarkasi yang sama.
"Kalau SOC, kita jadwalnya SOC berapa, yang tanggal berapa yang bisa membawa jamaah tersebut, dan ada kesediaan seat-nya enggak, nah ini kita kompromikan," ujarnya.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia dan Risiko Tinggi Boleh Tanazul atau Dipulangkan Lebih Dulu, Ini Mekanismenya
Hilman menegaskan, tanazul bisa dilakukan dengan syarat utama melihat kondisi pasien atau jemah haji.
"Tentu saja ini juga kami tetap akan meminta masukan dari tim medis bagi yang memungkinkan, kan tadi ada beberapa jamaah yang memungkinkan untuk dipercepat tanazul, keluar dari kelompoknya, untuk pulang ke kampung halamanya di kabupaten yang sama, atau di embarkasi yang sama," kata Hilman.