M Yahya: Angka Stunting di Indonesia Masih Diatas Rata-rata Yang Digariskan WHO
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selenggarakan seminar mengangkat tema "Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi DKI Jakarta." Kegiatan seminar menghadirkan tiga pembicara yang mumpuni pada bidangnya yaitu: M. Yahya Zaini, S.H (Anggota Komisi IX DPR RI), Ir. Mila Rahmawati, M. Si (Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Pendudukan - BKKBN Pusat) dan Drs. Ibni Sholeh, M.Si (Kepala Bidang Penggerakan dan Ketahanan Keluarga Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta). Diawali M Yahya Zaini, menjelaskan, "Tugas DPR salah satunya adalah melaksanakan pengawasan terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BKKBN. Program Bangga Kencana merupakan program unggulan untuk menurunan stunting dan membentuk generasi emas. Angka stunting di Indonesia masih diatas rata-rata yang digariskan oleh WHO yaitu dengan batas 20%. Angka stunting di Indonesia masih diatas 20% yaitu 24,4%. Dalam hal ini terdapat 4 bayi yang lahir dan 1 diantaranya adalah anak yang mengalami stunting, " jelas M Yahya membuka paparannya dihadapan 175 peserta, Kamis (1/12/2022) di Jakarta. M Yahya melanjutkan paparannya. "Cara mencegah stunting yaitu, memberi asupan gizi kepada ibu hamil, memberi asi ekslusif selama 6 bulan, setelah 6 bulan diberikan makanan pendamping (mpasi), selalu memberikan pemantauan tumbuh berkembangnya anak dengan cara dibawa ke posyandu, dan memberikan Lingkungan yang bersih. Oleh karena itu, percepatan penurunan stunting makin digencarkan oleh pemerintah, khususnya BKKBN Pusat," katanya. Dilanjutkan paparan materi Mila Rahmawati, selaku Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Pendudukan – BKKBN Pusat yang menjelaskan. "Cara mencegah stunting yaitu dengan mempersiapkan calon pengantin sebelum menikah, pada saat hamil dan setelah bayi lahir dibawah 2 tahun. Dari 2 juta yang ingin menikah, 1,6 juta yang melahirkan dan mempunyai anak terdapat 400 ribu yang stunting, " jelas Mila. Mila Rahmawati dalam paparannya juga menjelaskan. "Setelah melahirkan berikan asi secara ekslusif selama 6 bulan, itu mengandung kolestrom untuk ketahanan tubuh bayi, setelah itu dikasih pendamping asi atau mpasi, diberikan protein hewani, dan berikanlah asi selama dua tahun. Jarak selisih untuk memiliki anak kembali jika anak sudah berumur diatas 2 tahun, sehingga jaraknya yang baik menurut WHO adalah 3 tahun, jika kurang dari jarak tersebut anak akan stress dan akan merasakan kurang diperhatikan. Program yang kami gencarkan yaitu membentuk SDM yang berkualitas, dengan sasarannya adalah keluarga, " terangnya. Terakhir paparan materi Ibni Sholeh, menjelaskan bahwa. "Stunting merupakan kondisi fisik yang terganggu sehingga pendek dan gagal berkembang kecerdasannya. Stunting bukan keturunan melainkan tidak menerapkan pola hidup yang sehat, dan pola asuh yang tidak benar. Stunting diupayakan dicegah sejak hamil hingga bayi diatas 2 tahun. Sebelum menikah calon pengantin wajib untuk mengecek kesehatan agar menghindari terjadinya stunting berupa tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan minimal 23,5 untuk memantau apakah calon pengantin termasuk kedalam kategori ideal, kurus ataupun gemuk, " jelas Ibni Sholeh. Lanjut Ibni Sholeh. "Cek kandungan secara berkala untuk mengetahui kondisi bayi dalam kandungan berpotensi stunting atau tidak, sehingga harapannya selama hamil 270 hari itu bayi tumbuh normal. Menurut Al-Quran potongan Surat Lukman Ayat 14 yang memiliki arti “ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”. Oleh karena itu, diharapkan para orangtua mampu untuk berusaha agar kehidupan anak dipenuhi dengan gizi yang baik untuk tumbuh dan kebiasaan belajar yang baik untuk kecerdasan otak, " pungkas Ibni Sholeh. Kegiatan ini merupakan dukungan BKKBN terhadap strategi pemerintah dalam percepatan penurunan Stunting yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Kegiatan tersebut memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (Stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) dengan melibatkan lintas sektor di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota. Adanya acara ini diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan terhadap stunting dan mampu menerapkannya sebagai dukungan kepada pemerintah untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting. //xis