Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hillary: Serangan Berhenti Jika Kadhafi Pergi

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan serangan NATO akan berhenti ketika Kadhafi mundur dan meninggalkan negeri Libya.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Hillary: Serangan Berhenti Jika Kadhafi Pergi
Hillary Clinton 
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON--Atas surat desakan Pemimpin Libya Moammar Kadhafi terhadap Presiden AS Barack Obama, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan serangan NATO akan berhenti ketika Kadhafi mundur dan meninggalkan negeri Libya.

"Saya tidak berpikir ada misteri tentang apa yang diharapkan dari Kadhafi saat ini," ungkap Hillary, dilansir CNN.

Sebagaimana diberitakan bahwa perkembangan diplomatik, ekonomi dan militer di Libya, tetap berada dalam jalan buntu. Pertempuran kekuatan pro-Kadhafi dengan pejuang oposisi yang menuntut demokrasi dan mengakhiri rezim berkuasa hampir 42-tahun masih terus pecah.

Serangan udara Inggris terhadap Kadhafi, telah menabrak sebuah ladang minyak di kota Libya timur Sarir pada Rabu (6/4/2011). Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim mengatakan serangan udara ini menyebabkan kerusakan pada pipa utama tanker minyak mentah.

Pasukan pemberontak dan kekuatan pro-Kadhafi telah mendorong terjadinya serangan terus menerus di al-Brega dan Ajdabiya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemimpin Libya Moammar Kadhafi mendesak Presiden AS Barack Obama untuk mengakhiri serangan NATO di negerinya.

"Kadhafi yang terus dilanda perang, mengajukan kasasi dalam sebuah surat kepada presiden Amerika," ungkap seorang pejabat senior pemerintah.

Tetapi kata pejabat itu ada "hal baru" dalam surat itu. Kadhafi mendorong "gugatan" banding untuk mengakhiri operasi udara aliansi di bawah komando Paman Sam.

Isi surat Kadhafi tersebut, tidak menawarkan negosiasi atau mundur. Dalam catatannya, Kadhafi meminta Obama untuk menghentikan "perang tidak adil terhadap rakyat kecil negara berkembang".

"Gadhafi mengatakan mereka yang oposisi adalah teroris dan anggota al Qaeda," kata pejabat itu kepada CNN, AP dan AFP.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas