Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemberontak: Kami Perangi Khadafi Sampai Mati

Pemberontak Libya Senin (11/4/2011), menolak inisiatif Uni-Afrika untuk gencatan senjata. Sementara pimpinan rezim Libya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pemberontak: Kami Perangi Khadafi Sampai Mati
CNN
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, BENGHAZI - Pemberontak Libya Senin (11/4/2011), menolak inisiatif Uni-Afrika untuk gencatan senjata. Sementara pimpinan rezim Libya Moammar Khadafi menerima solusi genjatan senjata.

Pemberontak Libya mengatakan satu-satunya solusi yang dapat diterima adalah pengusiran dan penolakan pemberontak atas Khadafi.

"Kami percaya juga, bahwa harus ada transisi yang mencerminkan keinginan rakyat Libya dan Gaddafi harus angkat kaki dari kekuasaan dan dari Libya," kata Pemimpin Pemberontak Mustafa Abdul Jalil kepada wartawan di Benghazi, dikutip AFP.

Dia melanjutkan sejak awal tuntutan warga Libya adalah penyingkiran Gaddafi dan jatuhnya rezimnya.

"Gaddafi dan anak-anaknya harus pergi segera jika mereka ingin aman ... Setiap inisiatif yang tidak termasuk permintaan rakyat, tidak penting, kita tidak bisa bernegosiasi dengan darah pejuang kami. Kami akan mati dengan mereka atau menjadi menang. Dan dengan Allah kita akan menang, " tegas Jalil.

"Kami menghargai semua upaya untuk menemukan solusi politik terhadap masalah di Libya, termasuk inisiatif Uni-Afrika,". kata Rasmussen.

Ia juga menuntut pembebasan ratusan orang hilang sejak pecahnya pemberontakkan Libya yang diyakini ditahan pasukan loyal Gaddafi. Presiden Afrika Utara Jacob Zuma mengatakan Gadhafi telah menerima rencana Uni-Afrika untuk gencatan senjata.

Berita Rekomendasi

Sementara, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton juga menuntut agar Gaddafi turun dan meninggalkan Libya. Hal ini bertujuan memberikan peluang terjadinya perubahan dan terjadinya transisi yang damai. Tetapi Hillary menolak mengomentari kesepakatan yang diusulkan Uni Afrika.

"Kami telah membuat komitmen bahwa kita ingin gencatan senjata, kami ingin melihat kekuatan rezim Libya menarik diri dari daerah Misrata yang telah secara paksa mereka masuk di wilayah pemberontak, "kata Hillary, dalam konferensi pers di Washington.

Seperti dilansir AFP, AS juga menginginkan bantuan kemanusiaan dapat langsung diterima rakyat Libya. "Ini tidak dapat ditawar," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas