AS Bantah Serang Libya Demi Minyak
Amerika Serikat (AS) membantah berbagai tudingan yang menyebut serangannya bersama koalisi demi menguasai ladang minyak
Penulis: Iwan Taunuzi
Editor: Johnson Simanjuntak
"Kami tidak melakukannya untuk minyak. Ini tidak menghasilkan uang, justru kami kehilangan banyak uang," tegas Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel di kampus UI Salemba, Selasa (19/4/2011).
Ia menegaskan, sesuai perintah Presiden Barrack Obama, serangan Amerika dan koalisi murni untuk melindungi warga sipil Libya dari rezim Muammar Khadafi.
"Khadafi harus pergi untuk melindungi warga Libya. Itu bukan tujuan NATO," paparnya.
Seperti diketahui, seorang perwira Korps Marinir AS, Mark Edward Schwan dalam tesis MA-nya pada tahun 1995, menulis bahwa Perang Teluk 1991 menjadi ajang promosi luar biasa bagi berbagai persenjataan AS.
Di tengah gelimang darah masyarakat Irak yang tewas akibat pemboman dan serangan militer pimpinan AS, ternyata bisnis persenjataan AS mencapai 40 dolar miliar AS.
Sementara, di tengah gelimang darah rakyat Libya, bisnis persenjataan Eropa dan Amerika dengan jubah demokrasi, kebebasan, HAM dan segala pentungannya sedang menancapkan jangkar maut demi keuntungannya dan demi pemulihan ekonomi Eropa dan Amerika yang mengalami kemelut.
Untuk menutupi defisit anggaran, Amerika tengah mengumpulkan kas negara dari pajak dan berbagai macam pinjaman. Karena, utang Amerika sudah mencapai batas rekor tertinggi di level 14,3 triliun dolar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.