Brian Moller: Warga Suriah Terjebak Situasi Konflik
Situasi konflik Suriah semakin kritis dan pihak-pihak yang bertikai disana masih ketat tidak terbuka menerima
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Situasi konflik Suriah semakin kritis dan pihak-pihak yang bertikai disana masih ketat tidak terbuka menerima badan-badan kemanusian beroperasi disana. Konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 18,000 orang, serta mencederai puluhan ribu lainnya.
Saat ini, sekitar 2,5 juta orang di Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan, serta 1,2 juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka serta memaksa puluhan ribu lainnya mengungsi ke berbagai negara tetangga.
Brian Moller, Koordinator Proyek Emergensi MSF (Medecins Sans Frontieres/Dokter Lintas Batas), berbagi pengalaman dan kisah-nya di terlibat operasi bantuan medis emergensi di Suriah. Moller telah bekerja untuk MSF selama 9 tahun, dan Suriah merupakan misi kemanusiaan Moller yang ke-12. Kebanyakan dari misi kemanusiaan Moller merupakan wilayah konflik di mana Moller langsung terlibat upaya persiapan dan mendirikan fasilitas medis, serta mengoperasikan bantuan pelayanan operasi bedah demi menolong para korban kekerasan. Berikut petikannya seperti yang terkirim dalam rilis ke Tribunnews.com, Selasa (12/9/2012).
Ceritakan pengalaman anda membantu masyarakat korban konflik di wilayah pemberontak?
Saya bertugas sebagai Koordinator Proyek selama bulan Juli, periode dimana situasi dan kondisi konflik mulai memburuk – dengan intensitas kekerasan meningkat tajam di seluruh Suriah. Mulai bulan Juli, konflik berkembang dan berubah dari “pemberontakan populer” menjadi perang saudara. Kami mengoperasikan sebuah Unit Pelayanan Bedah Trauma dengan kapasitas 12 tempat tidur yang dilengkapi dengan satu unit ruang operasi, ruang resusitasi serta 1 ruang gawat darurat. Proyek kami ini berlokasi di bagian utara Suriah. Selama bertugas disana, kami menerima lebih dari 300 pasien unit gawat darurat dan melayani lebih dari 150 operasi bedah demi menyelamatkan pasien kritis. Tim yang terdiri dari 7 staf internasional dan 50 staf nasional Suriah inilah yang mendirikan dan menjalankan rumah sakit ini. Kami juga sempat menerima dan mengobati para pasien korban yang selamat dari upaya pembunuhan masal Al Triemseh yang di bombardir oleh kelompok Idlib dan Hama, para pejuang Front Pembebasan Suriah/FSA yang berasal dari kawasan tempat kami beroperasi…serta masyarakat sipil yang terjebak dalam pertempuran di Aleppo…
Bagaimana situasi di sana antara pasukan pemerintah dan kaum pemberontak?
Kami menyaksikan memburuknya situasi konflik selama beroperasi melayani masyarakat Suriah. Pertikaian dan peperangan makin sering terjadi di lokasi kami bekerja, kekerasan memuncak…meluas keluar dari Damaskus dan menyebar ke provinsi-provinsi di wilayah tengah seperti Aleppo, Hama, Idlib, Deraa dan sekitarnya.
Bagaimana kondisi masyarakat sipil di sana?
Tingkat kekerasan yang makin memburuk ini merupakan sesuatu yang baru bagi masyarakat Suriah. Mereka tidak siap dan terjebak dalam konsekuensi konflik, khususnya dampak konflik terhadap akses pelayanan publik seperti sistem pelayanan kesehatan. Kaum dokter dan staf medis disini sangat terdidik dan terlatih. Awalnya, rumah-rumah sakit disini masih berfungsi dengan perlatan medis dan stok obat-obatan yang lumayan memadai. Namun sejak meningkatnya kekerasan yang menimbulkan jauh lebih banyak korban, fasilitas kesehatan disini pun tidak mampu/siap menangani jumlah dan kasus medis korban perang dengan kondisi medis yang jauh lebih serius. Situasi bertambah buruk karena klinik-klink, rumah sakit serta staf kesehatan pun turut menjadi sasaran kekerasan pasukan rejim pemerintah. Hal ini menyebabkan kegiatan pelayanan kesehatan pun harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan pembentukan klinik-klinik bawah tanah/rahasia, karena masyarakat masyarakat sangat ketakutan. Pembatasan pergerakan dan mobilitas penduduk akibat eskalasi konflik menyebabkan masyarakat Suriah terpaksa kesulitan mendapatkan akses pelayanan medis/kesehatan. Masyarakat Suriah pada umumnya menderita secara fisik dan psikologis akibat kekerasan konflik.
Ceritakan sedikit tentang apa yang menimpa masyarakat sipil Suriah, apa yang anda temui melalui kegiatan pelayanan kesehatan anda?
Sama halnya dengan situasi konflik lainnya dimana masyarakat sipillah yang menjadi korban; perempuan, anak-anak, orang tua menjadi sangat rentan. Sekitar 25% dari pasien yang kami tangani di Unit Trauma adalah kaum perempuan dan anak-anak. Kasus luka-luka yang kami tangani sangat sangat parah akibat kekerasan brutal. Seorang pria yang dibawa akibat luka tembakan menceritakan bahwa sniper – penembak gelap – yang melukainya telah terlebih dahulu menembak anak perempuan dan istrinya. Seorang wanita berusia 47 tahun, ibu dari 6 orang anak juga terluka akibat serangan roket yang tidak meledak, namun sirip ekor roket tersebut menyabik tubuhnya sehingga organ tubuhnya berkeluaran membuatnya terluka parah dan tidak tertolong. Ada pula cerita tentang sekelompok masyarakat sipil yang bermaksud menolong tetangga mereka namun malah berakhir terjebak dalam baku tembak. Juga cerita dari para supir ambulans yang malah terjebak serangan senjata api pada saat sedang mecoba menolong dan mengevakuasi korban terluka …
Bagaimana pandangan masyarakat tentang koflik berkepanjangan antara pemerintah dan kaum pemberontak ini?
Ada semangat solidaritas yang sangat kuat diantara penduduk lokal di Suriah, dan tim kami juga mendapat sambutan hangat serta dukungan dari masyarakat Suriah. Kebanyakan dari mereka mengutarakan rasa heran kebingungan terhadap apa yang sedang terjadi di negara mereka …menyedihkan. Sekali lagi harus diingat bahwa tim kami beroperasi di wilayah yang diduduki oleh kaum oposisi. Pihak berwenang dari rezim Suriah sebenarnya tahu tentang kegiatan medis kami disana. Akibat keterbatasan jangkauan wilayah operasi, akhirnya kami hanya mampu untuk hanya memahami sebagian suasana, opini dan mood masyarakat di Suriah. Menurut saya, konflik ini telah sangat terpolirasi …sehingga ini juga turut mempengaruhi perspektif dan sudut pandang masyarakat sipil di Suriah.
Apa sebenarnya keinginan masyarakat sipil disana?
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.